REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Untuk mendukung ketahanan energi nasional, Kementerian Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (PDTT) mencanangkan Desa Mandiri Energi (DME) sebagai solusi dari berbagai keterbatasan energi di desa tertinggal dan kepulauan.
Menteri Desa, PDTT Marwan Jafar mengatakan, pihaknya berencana mengerjakan DME di kampung Waitabar, Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), yang memiliki sumber daya energi terbarukan potensial sebagai salah satu daerah percontohan.
“Pulau Sumba memiliki kekayaan sumber daya energi terbarukan yang signifikan. Sumber daya air, matahari, angin, dan biogas dari ternak memiliki potensi tinggi dan belum tereksploitasi,” ujarnya kepada wartawan di Jakarta, Sabtu (21/2).
Sumba, kini telah menjadi pulau ikonis memperlihatkan bagaimana kebutuhan energi pulau kecil maupun sedang dapat dipenuhi melalui sumber energi terbarukan. Selain mendukung ketahanan energi nasional, kata dia, energi terbarukan bisa meningkatkan kualitas hidup penduduk, dan menjadi penunjang pembangunan untuk daerah yang sulit terjangkau.
Dipilihnya Pulau Sumba, menurut Marwan, bisa menjadi percontohan untuk mengembangkan DME di beberapa desa terpencil lain. Namun, tentunya juga harus ada kerja sama berbagai pihak untuk mendukung terciptanya DME, agar beberapa daerah terpencil dan kepulauan bisa lepas dari ketertinggalan.
Untuk diketahui, pada awal 2014 lalu PT PLN (Persero) telah meresmikan beroperasinya beberapa pembangkit listrik tenaga mikro hidro dan surya di Sumba, yaitu Pusat Listrik Tenaga Mini Hidro (PLTMH) Kamanggih 1x40 kilo Watt (kW), PLTMH Lapopu 2x800 kW, dan Pusat Listrik Tenaga Surya (PLTS) Salura 1x150 kilo Watt (kW).
Sebelumnya, juga telah beroperasi sejumlah pembangkit energi baru dan terbarukan di Sumba, yaitu PLTMH Lokomboro 2,3 MW, PLTMH Laputi 32 kW, PLTS Bilachenge 480 kWp, PLTMH Kamanggih 40 kW dan PLTMH Lapopu 1,6 MW sehingga total daya energi baru terbarukan mencapai 4,45 Megawatt (MW).
Dengan beroperasinya PLTMH dan PLTS tambahan tersebut maka sekitar 55 persen kebutuhan listrik di Sumba dipasok dari pembangkit berbahan bakar energi terbarukan. Beban puncak di empat kabupaten di Sumba, yaitu Sumba Timur, Sumba Tengah, Sumba Barat, dan Sumba Barat Daya sebesar lebih kurang 8 MW.