REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Ketua Asosiasi Pariwisata 'Privet Bali', Tanto Ruwiyadi menyampaikan perlunya upaya promosi yang berkesinambungan. Tujuannya untuk menarik wisatawan asing.
Salah satu upaya promosi tersebut yaitu penyelenggaraan Bali & Beyond Travel Fair di Bali pada 10-14 Juni mendatang, yang diharapkan diikuti pelaku industri pariwisata dari Eropa Tengah dan Timur.
Dialog yang diselenggarakan Direktorat Eropa Tengah dan Timur Kementerian Luar Negeri dan didukung Konsul Kehormatan Rusia di Bali dihadiri pelaku bisnis industri pariwisata di Bali, baik tur operator maupun perhotelan.
Di antara yang hadir adalah Look Asia Bali, Vayatour, Maestro Tour, Pegasus, Balivoyage, Antavaya, Wita Tour, Gajah Bali, Mulia Bali, Holiday inn Express, Sol Beach House Benoa dan Nusa Dua Beach Hotel.
Hadir pula Kasubdit Visa, Direktorat Dokumen Perjalanan, Visa dan Fasilitas Keimigrasian Kementerian Hukum dan HAM Mas Agus Santoso yang mengulas masalah visa.
Direktur pelaksana urusan Eropa Tengah dan Timur di Kementerian Luar Negeri, Ibnu Hadi mengemukakan, dialog langsung seperti ini bermanfaat untuk mengetahui perkembangan dan upaya optimalisasi wisatawan dari kawasan, serta identifikasi permasalahan dan pemecahannya.
Ditambahkan bahwa promosi pariwisata merupakan bagian dari diplomasi ekonomi Kementerian Luar Negeri berupa program Trade, Tourism and Investment (TTI).
"Upaya bersama dari semua pemangku kepentingan sangat diperlukan, termasuk pelaku industri pariwisata dalam meningkatkan arus wisatawan asing ke Indonesia sehingga target 20 juta wisatawan asing tahun 2019 dapat tercapai," ujar Ibnu Hadi.