REPUBLIKA.CO.ID, SERANG -- Perkembangan investasi di Banten terus meningkat tajam. Berdasarkan catatat Badan Koordinasi Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu (BKPMPT) Provinsi Banten realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) serta Penanaman Modal Asing (PMA) selama 2014 naik mencapai Rp 33 Triliun.
Pada 2014, BKPMPT Banten mencatat realisasi penanaman modal pada 2014 naik 250 persen dibanding 2013. Dengan rincian, investasi dari PMA mencapai USD 2 Miliar atau sekitar Rp 25 Triliun. Sementara nilai investasi untuk PMDN sebesar Rp 8 triluin.
Dengan nilai investasi seperti itu, pada 2014 menempatkan Banten berada di posisi empat empat besar nasional untuk PMA. “Kita keempat PMA Nasional, kurang lebih dua miliar USD, jika dikurs, kurang lebh Rp 25 triliun,” kata Ranta Soeharta, di Serang, Banten, Jumat (20/2).
Pada 2014, jumlah proyek untuk PMA berjumlah 709, baik proyek baru maupun perluasan. Sedangkan, Negara yang paling banyak menanmkan modalnya adalah Singapura, dengan bentuk investasi bermacam-macam.
"Nilai investasinya, Singapura sebesar USD 667445,1 ribu, dengan jumlah proyeknya sebanyak 99 proyek, tapi nilainya besar, bentuknya banyak, mulai dari sektor properti dan lainnya," ungkapnya.
Sementara wilayah yang masih menjadi potensi penyumbang terbanyak adalah Kabupaten Tangerang. "Kabupaten Tangerang masih menjadi wilayah yang menyumbang terbesar baik PMA maupun PMDN," ungkapnya.
Ranta memaparkan, untuk penyumbang investasi terbesar PMDN berasal dari sektor Sumber Daya, yaitu dari listrik, gas, dan air, dengan jumlah persentase sebanyak 67 persen. "Kalau penyumbang PMDN paling banyak, adalah listrik, gas, dan air dengan jumlah investasi sebesar Rp 5,39 Triliun," ungkapnya.
Sementara, untuk penyumbang terbesar kedua berasal dari industri logam dasar, barang logam dan mesin elektronik. Barang-barang tersebut menyumbang investasi dengan nilai Rp 1,89 triliun atau sebanyak 23 persen dari total keseluruhan PMDN.
Ketiga, penyumbang terbesar untuk PMDN adalah industri makanan dengan nilai investasi sebanyak Rp 0,2 triliun atau sekitar dua persen dari keseluruhan investasi. "Selebihnya berasal dari semua industri sebanyak 8 persen atau sebanyak Rp 0,52 triliun," katanya.
Pada 2015, targetnya akan disesuaikan kembali. "Rencananya minggu depan Plt Gubernur akan melakukan konpres terkait rencana, target, dan strategi untuk 2015 in, saya tidak bisa mendahului," katanya.