Jumat 20 Feb 2015 17:54 WIB

Masyarakat Diminta Waspadai Leptospirosis

Rep: c67/ Red: Dwi Murdaningsih
Tikus membawa penyakit leptospirosis
Tikus membawa penyakit leptospirosis

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Dinas Kesehatan Kabupaten (Dinkes) Kabupaten Sleman menghimbau kepada masyarakat agar mewaspadai terhadap penyakit leptospirosis. Terutama kepada masyarakat yang wilayahnya menjadi endemis hama tikus.

Kepala Dinkes Sleman, Mafilindati Nuraini mengatakan, penyakit tersebut diakibatkan oleh bakteri Leoptospira SP yang ditularkan melalui urin tikus. Namun, setelah Dinkes bersama Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit (B2P2VRP) Salatiga, Jawa Tengah melakukan penelitian kesejumlah tempat diketahui, penyebaran bakteri tersebut juga bisa berasal dari hewan lainnya.

“Itu bisa jadi karena terinfeksi setelah memakan tikus dan itu bisa juga terjadi pada hewan peliharaan,” ujar Mafilindati, saat ditemui di ruang kerjanya, Jumat (20/2).

Mafilindati menjelaskan, penyebaran penyakit leptospirosis yaitu melalui kulit yang luka dan terkenak air. Selain itu, penyakit tersebut juga bisa menyebar dari tanah lembab dan tanaman yang terkontaminasi oleh bakteri Leoptospira SP.

Penyakit tersebut, lanjut Mafilindati, memiliki gajala seperti flu. Sehingga, hal tersebut perlu diwaspadai karena seringkali masyarakat tidak perduli atas gejala tersebut. Padahal, dampak terburuk dari penyakit tersebut yaitu bisa mengakibatkan penyakit gagal ginjal dan liver yang juga mendatangkan kematian.

Sementara itu, menurut Hindarti Wiludjeng, Kasi Pemberantasan Penyakit P2PL Dinkes Sleman berdasarkan data yang dimiliki, pada tahun 2013 terdapat 21 kasus penyakit leptospirosis. Sedangkan pada tahun 2014 sebanyak 12 kasus dan mengakibatkan dua orang meninggal. Sementara pada 2015 terdapat dua kasus dan satu diantaranya sudah mengalami gagal ginjal. Namun, hal tersebut sudah dalam proses pengobatan.

“Moyudan, Minggir, Kalasan, Ngaglik, Mlati, dan Sleman itu area penyebaran penyakit leptospirosis itu,”katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement