Kamis 19 Feb 2015 16:08 WIB

Pemkab Bandung Berharap Dapat Jatah Transmigran

Rep: C80/ Red: Julkifli Marbun
 Kawasan pemukiman transmigrasi/ilustrasi  (Republika/Edwin Dwi Putranto)
Kawasan pemukiman transmigrasi/ilustrasi (Republika/Edwin Dwi Putranto)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG –Pemerintah kabupaten Bandung berharap kembali mendapatkan jatah pengiriman transmigran untuk warganya. Pasalnya, jatah transmigran yang diberikan oleh pemerintah pusat tersebut cukup berguna untuk mengurangi angka pengangguran.

Hal tersebut dikatakan Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Trasmigrasi Kabupaten Bandung Rukmana. Dirinya menyebutkan, pengiriman transmigran memang tidak rutin dilakukan setiap tahun. Sebab, pemkab Bandung bergantung kepada jatah yang diberikan Pemerintah Pusat.

"Seperti pada 2013 lalu, pihaknya tidak mendapatkan jatah transmigrasi. Namun, pada 2014, mendapatkan jatah untuk 25 Kepala Keluarga (KK). Tidak setiap tahun kita ada jatah. Seperti pada 2013 tidak ada, lalu ada lagi pada 2014 kemarin," kata Rukmana, Rabu (19/2).

Rukmana mengungkapkan, program transmigrasi tersebut sangat bermanfaat bagi warga. Terutama dalam memberikan kesempatan kepada warga selama ini perekonomiannya kurang baik di daerah asalnya. Diharapkan, Dengan bekerja sebagai transmigran mereka memiliki kesempatan untuk mengubah nasibnya.

Pasalnya, lanjut dia, pemberangkatan transmigran tersebut Segala kebutuhan dan biayanya ditanggung oleh Pemerintah Pusat. Sementara peran pemerintah daerah hanya melaksanakan survei, memberikan pelatihan dan pembinaan kepada calon transmigran.

"Daerah tujuan difokuskan ke daerah Sulawesi dan Kalimantan pedalamannya. Paling banyak yang diberangkatkan 75 KK, jadi tidak terlalu banyak," ujarnya.

Ditambahkannya, warga yang mengikuti program transmigrasi tersebut akan diberikan berbagai fasilitas. Seperti rumah dan tanah garapan, dengan tujuan mereka bisa mandiri dan menunjang kehidupannya. Apalagi, warga yang di berangkatkan atas kemauan sendiri atau bukan ditentukan pemerintah.

"Kami hanya mensosialisasikan, kalau ada yang tertarik nanti direkrut. Setelah terdaftar, kami baru melakukan pembinaan dan pelatihan agar mereka benar-benar siap diberangkatkan terutama persiapan mentalnya," jelasnya.

Rukmana menambahkan, terkait banyaknya imigran yang pulang ke daerah asalnya, hal tersebut terjadi karena ketidaksiapan mental transmigran ketika berada di daerah baru. Namun kata dia, tak sedikit juga para transmigran ini yang sukses hidup diperantauan.

"Memang banyak juga yang kembali lagi. Ini terjadi karena tidak bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan disana. Apalagi medan yang dihadapi untuk mencapai daerah tujuan transmigrasi kebanyakan sulit karena rata-rata berada di daerah pedalaman yang terpencil," tambahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement