Kamis 19 Feb 2015 15:42 WIB

Rayakan Imlek, Perempuan Bangsa Bersih-bersih Vihara

Rep: C62/ Red: Julkifli Marbun
 Berbagai maacam pernak-pernik Imlek menghiasi trotoar yang terletak di sepanjang Jalan Pancoran, kawasan Pecinan Glodok, Jakarta, Kamis (5/2).
Foto: foto : MgROL34
Berbagai maacam pernak-pernik Imlek menghiasi trotoar yang terletak di sepanjang Jalan Pancoran, kawasan Pecinan Glodok, Jakarta, Kamis (5/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nuansa kebersamaan menjelang perayaan tahun baru China atau Imlek 2566 pada 19 Februari 2015 mendatang sangat terasa ketika DPP Perempuan Bangsa turut membantu melaksakanan kegiatan Bakti Sosial membersihkan Vihara.

Selain turut membantu warga yang merupakan keturunan Etnis Tionghoa, kegiatan ini juga rangkaian Bakti Sosial selama tiga hari di Jakarta dengan bertemakan Interfaith Week Days “Indahnya Cinta Kasih dalam Perbedaan”.

Sekjen Perempuan Bangsa, Luluk Nur Hamida mengatakan, kegiatan ini bertujuan membantu masyarakat tanpa membedakan suku, agama, maupun golongan tertentu.

“Dengan membantu Saudara kita yang merayakan Imlek, kegiatan ini juga merupakan wujud toleransi dan kerukunan antar umat beragama,” kata Luluk melalui siaran persnya, yang diterima Republika, Rabu (18/2).

Dikatakannya, Interfaith Week Days tidak hanya terbatas untuk kaum muslimin saja, melainkan membantu agama lain.

Kemeriahan Imlek tentu saja mengingatkan kita tentang sosok KH. Abdurrahman Wahid, alias Gus Dur.  Kenapa demikian, suatu ketika, Gus Dur secara terbuka pernah menyatakan bahwa ia memiliki darah Tionghoa. Di lain sisi, Gus Dur semasa menjadi Presiden RI ke- IV telah banyak melakukan perubahan bagi bangsa Indonesia, dengan berbagai kebijakan yang telah ia keluarkan sebagai seorang presiden.

Jabatan sebagai Presiden benar-benar dimaksimalkan Gus Dur dalam keberpihakannya terhadap rakyat. Salah satu kebijakannya yang hingga kini bisa dirasakan segenap anak negeri adalah ketika ia mencabut Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 1967 Tentang Agama Kepercayaan Dan Adat Istiadat Tionghoa dengan menandatangani Keppres Nomor 6 Tahun 2000 tentang Pencabutan Instruksi Presiden Nomor 14 Tahun 1967 tentang agama, kepercayaan dan adat-istiadat Tionghoa.

Sedangkan Ketua Bidang Lingkungan Hidup dan Pemberdayaan Masyarakat DPP Perempuan Bangsa Grety Tielman Iskandar, mengatakan, dalam kegiatan Bakti Sosial tersebut, selain turut membantu membersihkan Vihara, kegiatan juga diisi dengan kegiatan lainnya, yaitu penyerahan pohon sebagai simbol harapan hidup bersama yang lebih baik dan kegiatan makanan vegetarian bersama. Grety juga mengatakan, sosok Abdurrahman Wahid alias Gus Dur dikenang di hari raya Imlek. Berkat Gus Dur, hari imlek menjadi hari libur nasional.

Dikatakan Grety Tielman, DPP Perempuan Bangsa merupakan organisasi perempuan yang bersifat sosial politik dan pemberdayaan masyarakat,  yang dijiwai dan disemangati oleh prinsip-prinsip kebhinekaan, cinta kasih, toleransi, anti diskriminasi dan anti kekerasan, serta mengembangkan sikap persahabatan dan kerjasama, tanpa membedakan berdasarkan agama, suku, keyakinan, kelas social dan gender.

“Salah satu wujud refleksi organisasi ini adalah gerakan kemanusiaan yang kita tunjukkan melalui kegiatan Bakti Sosial ini,” terangnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement