REPUBLIKA.CO.ID, SERANG -- Untuk memenuhi kekurangan aliran listrik di daerah terpencil di Provinsi Banten, Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) akan membangun 300 Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) tahun ini.
Rencananya PLTS tersebut akan dibangun di dua Kabupaten, yaitu Pandeglang dan Lebak. Kepala Distamben Provinsi Banten Eko Palmadi mengatakan pembangunan PLTS akan dibagi sesuai kebutuhan. Rencananya di Kabupaten Pandeglang, PLTS akan dibangun sebanyak 100 unit, sementara Kabupaten Lebak sebanyak 200 unit.
"Pembangunan PLTS ini sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan listrik. Selain itu, pembangunan dilakukan untuk menunjang upaya meningkatkan rasio elektrifikasi yang ada di Banten," kata Eko Palmadi di Serang, Kamis (19/2).
Ia mengatakan, sasaran penerima program PLTS ini diutamakan bagi daerah-daerah terpencil yang belum bisa terjangkau oleh jaringan listrik. "Target kami adalah masyarakat yang kurang mampu yang lokasinya tidak terjangkau jaringan PLN,” katanya.
Bantuan program pembangunan PLTS di Banten diberikan secara gratis kepada warga yang kurang mampu. Untuk pembangunan setiap satu unit PLTS dianggarkan sekitar Rp 3 juta. Satu unit PLTS akan menghasilkan daya listrik sebesar 50 watt power (WP).
Bantuan pembangunan PLTS ini merupakan program berkelanjutan dan berdasarkan permintaan dari daerah masing-masing. Setelah PLTS dibangun, pemeliharaannya diserahkan kepada masing-masing pengguna.
Sekretaris Distamben Provinsi Banten Nana Suryana menambahkan, tahun ini Distamben Banten juga memprogramkan pembangunan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) Pikohydro di Kabupaten Lebak. “Rencananya akan kita bangun di Kabupaten Lebak sebanyak empat unit, dengan daya listrik berkuatan 1,5 KV atau 150 watt,” ujarnya.