REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Asiwardi Ghandi (59), salah seorang penumpang Lion Air yang terlantar menyatakan prihatin dengan kondisi maskapai penerbangan yang ada di Indonesia. Hal ini terkait rusaknya 10 pesawat Lion Air sehingga berakibat 600 penumpang terlantar.
"Saya tak habis pikir, bagaimana bisa 10 pesawat rusak secara bersamaan. Ini menurut saya artinya faktor keamanan belum diutamakan," ujar dia, Kamis (19/2).
Dia berharap ke depan hal tersebut jangan sampai terulang lagi. Bagi dia masalah perawatan dan kondisi mesin pesawat adalah hal utama. Karena ini menyangkut safety penumpang.
"Kalau mesin pesawat rusak kan bisa menyebabkan kecelakaan," kata dia.
Asiwardi adalah salah satu penumpang Lion Air yang hendak menuju Surabaya pada hari ini. Sesuai dengan tiket yang dibelinya, harusnya pesawat berangkat pukul 6.00 WIB, pagi ini. Namun hingga pukul 10.27 WIB penerbangan tak kunjung berangkat.
"Tadi dari pihak Lion Air mengatakan berangkat pukul 9.30 WIB, namun sepertinya ada delay lagi," ujarnya.
Selain itu, dia juga mendapatkan informasi dari penumpang yang lain kalau terhambatnya penerbangan Lion Air sudah terjadi sejak kemarin sekitar pukul 1 siang. Adapun jumlah yang total penumpang yang sempat terlantar selama dua hari ini sebesar 600 orang. Beberapa penumpang bahkan kemarin sempat ada yang mengamuk.
Pihak Lion Air, kata dia, mencoba mengalihkan penumpang ke maskapai lain seperti Garuda Indonesia. Dia menyatakan ada tujuh orang yang akhirnya naik penerbangan Garuda. Sedangkan sisanya penumpang meminta uangnya dikembalikan.