REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Perusahaan pembangkit listrik panas bumi PT Chevron Pacific Indonesia memberikan bantuan untuk pengembangan laboratorium penelitian teknik pertambangan dan kebumian Institut Teknologi Bandung (ITB).
"Suatu negara yang memiliki sumber daya manusia mumpuni merupakan investasi jangka panjang, untuk itu kami komitmen berpartisipasi dalam pengembangan pendidikan dan ilmu pengetahuan," kata Presiden Direktur PT Chevron Pasific Indonesia Albert Simanjuntak pada kuliah umum di kampus Institut Teknologi Bandung (ITB) Bandung, Rabu (18/2).
Perusahaan multinasional itu mengucurkan dana Rp 3,4 miliar lebih kepada ITB berupa peralatan laboratorium dan sejumlah buku-buku. Bantuan berupa peralatan laboratorium, kata Albert untuk membantu kegiatan laboratorium penelitian jurusan Teknik Pertambangan dan Perminyakan, Ilmu dan Teknologi Kebumian dan jurusan Teknik Industri.
Albert meneruskan, bantuan bernilai Rp 3,4 miliar itu merupakan program UPP-ITB, yang sebenarnya, berlangsung sejak 2006. Selain peralatan laboratorium dan buku-buku, bantuan pun berupa sponsorship keikutsertaan Konferensi Internasional, magang, pengembangan sistem kurikulum, pertukaran pelajar, bea siswa pasca sarjana dan tata kelola SDM.
Kerja sama itu merupakan bagian dari pengembangan pendidikan melalui skema kemitraan dengan perguruan tinggi. "Kerja sama ini merupakan bahian dari University Partnership Program (UPP), yang merupakan bagian program global kami guna melahirkan tenaga-tenaga ahli serta mumpuni dalam hal energi," kata Albert.
Pada paparannya, Albert Simanjuntak menyatakan pihaknya melihat besarnya peluang pasar dan karena panas bumi merupakan sumber energi, pihaknya menyiapkan berbagai langkah dan strategi berkaitan dengan geothermal.
"Saat ini kami merupakan pemasok panas bumi yang paling besar di Indonesia. Sekitar 50 persen kebutuhan panas bumi nasional kami pasok," katanya menambahkan.