REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Wali Kota Malang, Mochammad Anton mengatakan kemungkinan bus sekolah di Kota Malang dioroperasikan kembali. Hal itu sesu8ai dengan hasil survey pemerintah yang menyatakan bus sekolah tidak berdampak pada pendapatan angkutan umum.
“Imbas ke penumpang mikrolet tidak seberapa besar. Meski bus sekolah dioperasikan, penumpang mikrolet tetap penuh. Kalau melihat kondisi itu berarti bus sekolah bisa terus dioperasikan,” kata Anton, Rabu (18/2).
Anton berjanji, jika bus sekolah sudah dioperasikan, Pemkot Malang akan menegakkan peraturan pelarangan siswa membawa sepeda motor ke sekolah. Dengan aturan itu, ia berharap akan semakin banyak siswa yang naik mikrolet. Dan akan meningkatkan pendapatan para sopir mikrolet.
“Kalau aturan itu sudah diterapkan, pendapatan mikrolet pasti bertambah. Saya harap para sopir tidak terlalu khawatir dengan pengoperasian bus sekolah,” ujarnya.
Sementara itu, pada survey tahap kedua menyatakan, jumlah siswa yang naik bus sekolah meningkat. Jumlah penumpang bus sekolah untuk rute Madyopuro-Tlogowaru sebanyak 26 siswa saat berangkat ke sekolah. Angka itu naik jika dibandingkan survei sebelumnya yang hanya mengangkut 9 siswa.
Jumlah penumpang bus sekolah rute Tlogomas-Balaikota Malang juga ada 8 siswa, padahal sebelumnya hanya ada 5 siswa saat berangkat sekolah. Sedangkan, untuk rute Sukun-Gadang, jumlah penumpang bus sekolah sebanyak 11 siswa.
Sebelumnya pengoperasian bus sekolah di Kota Malang batal karena adanya protes dari paguyuban sopir angkutan kota (angkot). Pemkot lalu menggelar survey dampak pendapatan angkutan kota dengan keberadaan bus sekolah. Mereka juga telah mengadakan pertemuan dengan forum pimpinan daerah membahas pengoperasian bus sekolah tersebut.