REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Sejak pagi, ratusan truk pengangkut pasir liar di lereng Merapi tepatnya di Desa Purwobinangun, Pekem, Sleman, Yogyakarta tersandra ribuan warga lereng Merapi yang memblokir jalan menuju penambangan. Warga menolak penambangan pasir liar dan meminta aktifitas penambangan ditutup.
Pantauan Republika, ratusan truk tersebut baru bisa keluar dari lokasi penambangan pukul 15.00 WIB. "Biar traler (alat pengangkat eskavator) bisa masuk," kata Pardi kepada Republika di lokasi aksi di Pertigaan Candi, Purwobinangun, Pekem, Sleman, Selasa (17/2).
Menurut Pardi, upaya warga agar penambangan pasir liar dihentikan sudah dilakukan beberapa kali. Namun, sampai saat ini tidak ada respon. "Aksi ini warga sudah sangat marah," katanya menambahkan.
Wagimin, warga lainnya mengaku setiap haru ratusan truk keluar masuk mengangkut pasir. Padahal, area lereng Merapi merupakan area larangan penambangan. "Dampaknya sudah jelas air berkurang, yang kami khawatirkan jangka panjangnya," ujarnya.