Selasa 17 Feb 2015 16:56 WIB
Jokowi pindah kantor

Budayawan Kompak tak Ingin Jokowi Intens di Bogor

Rep: C94/ Red: Winda Destiana Putri
Istana Bogor.
Foto: Republika
Istana Bogor.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Rencana Presiden Joko Widodo akan tinggal di Istana Bogor dengan intens di sambut oleh tokoh, seniman, dan Budayawan. Meski demikian, mereka teteap meminta agar pemerintah Kota Bogor tidak menggeser pagar Istana.

Budayawan yang juga pendongen Cerita Sunda, Mama Arif Hidayat, mengatakan, segi positif akan dirasakan oleh masyarakat Bogor. "Soal kemacetan, itu merupakan sepenuhnya menjadi tanggung jawab, pemerintah Kota Bogor," katanya saat dihubungi Republika, Selasa (17/2).

Berbeda dengan Ketua Persatuan Pedalang Indonesia (PEPADI) Kota Bogor, Dadang Padmadiredja menolak recana presiden RI ke tujuh itu untuk tinggal di Kota Bogor. Pasalnya, persoalan kemacetan belum dapat diatasi. "Presiden masuk lewat Pintu Tiga Jalan Djuanda depan balai kota, pastinya akan tambah macet," katanya.

Sehubungan dengan kemacetan, Dadang meminta agar Pemkot Bogor tidak menggeser pagar istana yang sudah menjadi warisan budaya.

"Itu sudah diatur dalam undang-undang. Jangan aneh-aneh," ujarnya. Selain itu, ia mengatakan sungai yang ada di dalam istana merupakan sumber air minum bagi rusa. Hal lain yang dikhawatirkan ialah akan menjamurnya PKL atau warga yang mengotori sungai tersebut dengan sampah.

Senada, KI Wahyu, seorang pengrajin kujang meminta agar pagar istana tidak digeser. Menurutnya, selain menghilangkang nilai sejarah, ini tidak akan mengatasi persoalan.

Lain halnya dengan budayawan lain, Anton Rahayu dan Sudrajat, pemuda yang juga sering menulis sejarah dan gencar dalam mengampanyekan budaya Sunda lebih menilai pemerintah, dan masyakarat harus saling bercermin dalam menghadapi persoalan kemacetan.

"Saya saja sulit mau parkir, dan terpaksa parkir di jalan pas dibawah rambu larangan," katanya.

Sebelumnya, Walikota Bogor, Bima Arya Sugiarto, mengelar pertemuan tokoh masyarakat dan budayawan di Kota Bogor terkait programnya dalam menata ruang perkotaan.

Dalam acara tersebut, politisi PAN itu mempresentasikan pendestrian baru kepada para tamu undangan. Dari hasil pertemuannya, kebanyakan yang hadir lebih menyarankan atau menolak opsi penggeseran pagar istana dan beberapa mengatakan setuju.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement