Selasa 17 Feb 2015 16:25 WIB

37 Persen Anak Indonesia Lahir Tumbuh Kerdil

 Pekerja membongkar muatan ikan laut di Pelabuhan Samudra Nizam Zahman, Jakarta, Ahad (13/10).  (Republika/Adhi Wicaksono)
Pekerja membongkar muatan ikan laut di Pelabuhan Samudra Nizam Zahman, Jakarta, Ahad (13/10). (Republika/Adhi Wicaksono)

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Dirjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (P2HP) Kementerian Kelautan dan Perikanan, Saut P Hutagalung, mengatakan rendahnya konsumsi ikan membuat banyak bayi yang lahir di Indonesia tumbuh kerdil.

"Sesuai data yang ada pada 2013 ada sebanyak 37 persen anak lahir tumbuh kerdil, dan ini salah satu penyebabkan kurang gizi. Untuk itu melalui gerakan-gerakan seperti ini sangat penting dalam rangka memenuhi gizi kepada anak-anak," katanya.

Hutagalung mengatakan hal tersebut pada 'Festival Jenang Bahari' dalam rangka memeriahkan Hari Jadi ke-270 Kota Surakarta di Koridor Ngarso Pura Solo, Selasa (17/2). Ia mengatakan dalam rangka membangun bangsa, sangat penting meningkatkan makanan yang bergizi, dan salah satunya dengan menggalakan makan ikan. Melalui makan ikan maka keseimbangan gizi bangsa ini akan bisa dicapai dengan baik.

Ketua Dewan Pembina Yayasan Jenang Indonesia H. Slamet Raharjo, mengatakan tingkat konsumsi ikan laut di Kota Solo hanya 3,8 kg per orang per tahun dan 16 kg per orang per tahun di Provinsi Jawa Tengah.

Ia mengatakan sementara target tingkat konsumsi ikan laut dari Kementerian Kelautan dan Perikanan 31,68 kg per orang per tahun. "Untuk itu melalui gerakan ini diharapkan konsumsi ikan bisa terus meningkat," katanya.

Dikatakan melalui festival jenang ini juga dibagikan secara gratis sebanyak 33.270 takir jenang kepada para pengunjung diacara tersebut. Pembagian jenang secara gratis tersebut juga berhasil memecahkan Rekor Muri. (baca: Konsumsi Ikan Rakyat Indonesia di Bawah Negara-negara ASEAN)

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement