REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga filantropi Islam berperan penting dalam membantu korban perang dan konflik. Presiden Aksi Cepat Tanggap (ACT) Ahyudin mengatakan saat ini di berbagai negara di dunia banyak dilanda masalah kemanusiaan yang disebabkan oleh konflik maupun perang. Namun masalah kemanusiaan ini paling banyak menimpa umat Muslim.
Dalam konflik maupun perang, ujar dia, masyarakat sipil sering menjadi korban dan menderita. Oleh karena itu, berbagai lembaga filantropi Islam seperti Aksi Cepat Tanggap (ACT), Medical Emergency Rescue Committee (MER-C), Dompet Dhuafa, Lembaga Amil Zakat Nahdlatul Ulama (LAZISNU), LAZIS Muhammadiyah memiliki peran penting untuk membantu masyarakat sipil yang menjadi korban konflik, perang, maupun bencana alam.
"Lembaga filantropi secara moral dan profesional mengambil peran untuk memberikan edukasi dan mengajak masyarakat sipil di Indonesia dan negara lain untuk ikut meringankan beban dan memberikan solusi masalah kemanusiaan," kata Ahyudin, Selasa, (17/2).
Saat ini merupakan era di mana masyarakat sipil mengalami ujian kemanusiaan. Setiap korban konflik maupun perang, apapun agamanya harus dibantu. Tugas lembaga filantropi, terang dia, mempermudah masyarakat sipil yang nyaman dan bahagia untuk membantu masyarakat sipil yang menjadi korban perang , konflik, maupun bencana alam.