Selasa 17 Feb 2015 16:00 WIB

Lembaga Kemanusiaan Islam Berperan Ringankan Beban Korban Perang

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Dwi Murdaningsih
Aktivis dari Aksi Cepat Tanggap (ACT) melakukan aksi teatrikal darurat kemanusian dunia Islam di Bundaran HI, Jakarta, Jumat (7/3).  (Republika/ Tahta Aidilla)
Aktivis dari Aksi Cepat Tanggap (ACT) melakukan aksi teatrikal darurat kemanusian dunia Islam di Bundaran HI, Jakarta, Jumat (7/3). (Republika/ Tahta Aidilla)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga filantropi Islam berperan penting dalam membantu korban perang dan konflik. Presiden Aksi Cepat Tanggap (ACT) Ahyudin mengatakan saat ini  di berbagai negara di dunia banyak dilanda masalah kemanusiaan yang disebabkan oleh konflik maupun perang. Namun masalah kemanusiaan ini paling banyak menimpa umat Muslim.

Dalam konflik maupun perang, ujar dia, masyarakat sipil sering menjadi korban dan menderita. Oleh karena itu, berbagai lembaga filantropi Islam seperti Aksi Cepat Tanggap (ACT), Medical Emergency Rescue Committee (MER-C),  Dompet Dhuafa, Lembaga Amil Zakat Nahdlatul Ulama (LAZISNU), LAZIS Muhammadiyah memiliki peran penting untuk membantu masyarakat sipil yang menjadi korban konflik, perang, maupun bencana alam.

"Lembaga  filantropi secara  moral dan  profesional mengambil peran untuk memberikan edukasi dan mengajak masyarakat  sipil di Indonesia  dan negara  lain untuk ikut meringankan beban dan memberikan solusi masalah kemanusiaan," kata Ahyudin, Selasa, (17/2).

Saat ini merupakan era di mana masyarakat sipil mengalami  ujian kemanusiaan. Setiap korban konflik maupun perang, apapun agamanya harus dibantu. Tugas lembaga filantropi, terang dia, mempermudah  masyarakat sipil yang nyaman dan bahagia untuk membantu masyarakat sipil yang menjadi korban perang , konflik, maupun bencana alam. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement