Selasa 17 Feb 2015 15:02 WIB
Revitalisasi Pasar

Pemkab Diminta Libatkan Pedagang

Rep: C80/ Red: Djibril Muhammad
Pasar tradisional
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Pasar tradisional

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung berencana merevitalisasi pasar-pasar tradisional yang sudah tidak representatif.

Namun, pedagang mengaku hingga saat ini, Pemkab Bandung belum pernah melakukan pembicaraan maupun sosialisasi terhadap pedagang. Sehingga, para pedagang meminta Pemkab Bandung melibatkan mereka dalam rencana revitalisasi tersebut.

Ketua Ikatan Warga Pedagang Pasar Banjaran (Iwapa), Atam mengatakan, pedagang banyak yang mempertanyakan pernyataan Kepala Diskoperindag tentang revitalisasi.

Sebab, sebagian besar dari pedagang menolak rencana tersebut disebabkan belum ada pertemuan antara Pemkab dengan pedagang.

"Ada yang menyambut tapi kebanyakan yang menolak. Para pedagang kan baru dengar dari media," kata Atam di Pasar Banjaran, Selasa (17/2).

Atam mengatakan masih mempertanyakan rencana tersebut. Sebab, Pemkab tiba-tiba sudah memiliki rencana lelang. Padahal, sosialisasi kepada para pedagang belum pernah dilakukan.

"Harusnya ketemu dulu Diskoperindag sama pedagang. Diobrolin dulu bagaimana keadaannya biar jelas. Jangan asal lelang saja," ujarnya.

Atem menambahkan, apabila ingin memberikan bantuan, Pemkab bisa merealisasikan dengan hal lain, dirinya menuturkan tidak perlu membangun kembali pasar. Apalagi pada 2010, para pedagang secara swadaya telah membangun pasar setelah terbakar pada 2007.

Pascakebakaran, lanjut Atem, dana pembangunan 466 kios pada 2010 tersebut, mencapai Rp 3 miliar. Uang pembangunan berasal dari pedagang yang memiliki kios. Jadi jika Pemkab berencana merevitalisasi pasar diakui Atam sangat mengecewakan.

"Katanya direvitalisasi biar bisa bersaing di MEA. Kita kan pedagang tradisional. Tak terlalu mengerti soal itu. Yang penting bisa berjualan," jelasnya.

Daripada harus membangun kembali pasar, kata dia, lebih baik Pemkab mencari solusi yang lain untuk Pasar Banjaran. Apalagi revitalisasi bisa terhambat dengan adanya lahan milik warga di tengah pasar.

"Ada lahan pribadi di tengahnya itu sekitar 900 meter persegi antara lokasi dua dan tiga. Itu kan sudah dibangun rumah lantai tiga," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement