REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Institut Keamanan dan Keselamatan Maritim Indonesia (IK2MI) Laksamana Madya TNI (Purn) Y Didik Heru Purnomo mengatakan jumlah pulau-pulau di Indonesia selalu berubah-ubah, belum bisa diketahui secara pasti.
"Jumlah secara angka memang belum bisa dipastikan, karena kondisi geografis yang selalu berubah-ubah," kata Laksamana Madya TNI (Purn) Y Didik Heru Purnomo ketika mengadakan diskusi dengan media massa di Jakarta, Selasa (17/2).
Data yang lama menunjukkan jumlah pulau di Indonesia sebanyak 17.504, namun itu belum termasuk pulau-pulau kecil dan daerah terluar perbatasan RI. Ia menjelaskan, penyebab sulitnya memastikan jumlah pulau, karena kondisi alam seperti pasang surut, erosi tanah, bencana alam dan iklim yang berubah, membuat pulau sering muncul kemudian hilang.
"Pulau-pulau kecil sering hilang karena erosi dan air pasang, namun ketika air laut surut, sering ditemukan daratan-daratan baru," katanya. Menurutnya, hal itu sering ditemui oleh para pelaut yang sering mengarungi laut-laut di perairan Indonesia sehingga paham kondisi alam.
Dampak dari permasalahan tersebut, sering muncul batas-batas wilayah Indonesia yang menjadi sengketa dengan negara tetangga. "Kalau sudah menjadi sengketa, itu adalah masalah serius dan kedaulatan Republik Indonesia harus dipertahankan, karena pulau yang ada biasanya sebagai patokan wilayah," ujarnya.
Menanggapi permasalahan tersebut, IK2MI akan bekerja sama dengan berbagai kementerian yang berhubungan dengan kelautan dan kemaritiman, untuk meneliti patokan dasar dan pengawasan terhadap daerah-daerah perbatasan lepas pantai.
"Selain hal tersebut menjadi tugas TNI dalam menjaga kedaulatan serta pengawasan, kami akan berkerjasama dengan berbagai pihak yang terkait dengan permasalahn tersebut," katanya.
Kedepannya, ia akan bekerja sama dengan Dirjen Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil untuk membahas program-program penelitian dan tindak lanjut mempelajari potensi-potensi kemaritiman dari pulau kecil.