REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tahun ini perayaan Imlek 2566 akan jatuh pada Kamis, 19 Februari 2015. Warga Tionghoa pun terlihat mulai mempersiapkan penyambutan datangnya Imlek.
Sekitar pukul 09.00 WIB pagi, persiapan perayaan Imlek ini sudah tampak di Klenteng Jindeyuan atau Wihara Dharma Bhakti (Kim Tek Ie) yang terletak di kawasan Petak Sembilan, Jakarta Barat. Klenteng yang berdiri sejak tahun 1650 ini, sekaligus menjadi klenteng yang tertua di Jakarta. Klenteng ini terlihat ramai dikunjungi warga Tionghoa yang datang untuk bersembahyang.
Pengurus Klenteng Jindeyuan, Yu Ie (38) mengatakan, persiapan yang dilakukan untuk menyambut tahun baru Imlek tahun ini tidak berbeda jauh dari tahun sebelumnya. Seperti biasa, mereka mengecat gerbang, tembok, pagar, ukiran bunga, gambar naga, membersihkan wihara, hingga mencuci Buddha rupang.
"Rupang Buddha sebetulnya bukan patung, bukan animisme atau pun dinamisme. Buddha rupang adalah perwujudan dewa dan buddha selama hidup," jelas lelaki bertubuh kurus ini.
Klenteng Jindeyiuan sendiri mempunyai Dewa Tuan Rumah, yaitu Dewi Kwan Im atau 'Goddess of Mercy/Boddhisatwa Kwan Im', yang juga dikenal sebagai dewi welas asih. Di dalam kelenteng terdengar alunan musik 'Ta Pe Coi' yang berisi doa untuk mengundang Dewa Dewi.
Menurut Yu Ie, klenteng yang biasanya dibuka sejak pukul 5 pagi hingga pukul 18:30 ini akan dibuka 24 jam pada malam tahun baru Imlek. "Untuk hari-H, pada 19 Februari klenteng akan dibuka hingga pukul 22.00," ujarnya.
"Imlek 2015 kali ini jatuh di tahun Kambing Kayu. Menurut kepercayaan, shio kambing merupakan lambang shio urutan ke delapan. Dimana di angka tersebut memiliki makna keberuntungan dan perdamaian. Bentuk angka delapan melingkar, enggak keputus. Semoga tahun ini rezeki juga terus melimpah di negeri ini," ujar Yu Ie berharap.
Menurut Yu Ie, Klenteng Jindeyuan adalah klenteng Tridharma yang berarti penganut kepercayaan Buddha, Tao, Konghuchu. Ia menyebut Klenteng ini sebagai Tempat Ibadah Tridharma (TITD).