Selasa 17 Feb 2015 02:17 WIB

Hari Ini, Delapan Pabrik di Kiaracondong Diratakan

Rep: C63/ Red: Erik Purnama Putra
Salah satu industri rumahan di Kelurahan Sukapura, Kecamatan Kiaracondong, Kota Bandung, Rabu (3/4).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Salah satu industri rumahan di Kelurahan Sukapura, Kecamatan Kiaracondong, Kota Bandung, Rabu (3/4).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG-- Sebanyak delapan pabrik yang berdiri di atas lahan milik Pemkot Bandung di kawasan Kiaracondong, Bandung, Selasa (17/2), dipastikan jadi rata dengan tanah. Perataan tersebut dilakukan setelah sebelumnya Pemkot melayangkan surat perintah pengosongan di lahan tersebut.

Kepala Tim Revitalisasi Kiaracondong yang juga Kepala Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya (Distarcip) Kota Bandung Maryun mengatakan, perataan pabrik tersebut sebagai upaya revitalisasi kawasan Kiaracondong. 

Dia mengatakan, proses perataan bangunan pabrik sendiri dilakukan secata tiga tahapan. "Tahap pertama itu delapan bangunan, itu pabrik-pabrik," ujarnya di kantor DPRD Kota Bandung, Senin (16/2).

Maryun menegaskan, sesuai pemberitahuan sebelumnya, perataan dilakukan untuk bangunan pabrik dan bukan rumah warga. Hal itu sekaligus membantah isu sebelumnya yang mengatakan pembongkaran juga menyeluruh ke pemukiman warga.

"Saya jamin, 100 persen, bukan rumah warga tapi pabrik, makanya perlu disosialisasikan jangan sampai memperkeruh suasana di lapangan," ujarnya.

Selain itu, ia mengungkapkan, pabrik yang akan diratakan itu juga sebelumnya telah sepakat untuk mengkosongkan lahan, meskipun ada beberapa yang meminta penangguhan. Namun, pihaknya tetap melakukan perataan untuk tahap pertama tersebut.

 

"Ada yang udah kosong, ada yang masih beroperasi, secara legal sudah inkrah ya menurut hukum, ada juga yang minta penangguhan, tapi kan itu udah terlalu lama lah," katanya.

Sementara dari perwakilan buruh Wagiyanto mengatakan pihaknya meminta kelonggaran Pemkot terkait masalah revitalisasi Kiaracondong tersebut. Pasalnya, diantara pabrik yang akan diratakan tersebut masih ada beberapa pabrik yang masih beroperasi.

"Kita berharap dapat selesai dengan baik, ada win win solution juga, khususnya kami di buruh sendiri, masih ada yang bekerja, jangan sampai kami jadi kehilangan pekerjaan juga," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement