Senin 16 Feb 2015 17:13 WIB

Lima Langkah Cegah Banjir Jakarta

Sejumlah kendaraan melintasi air banjir yang menggenangi jalan di kawasan Cikini, Jakarta Selatan, Ahad (15/2).   (Republika/Agung Supriyanto)
Sejumlah kendaraan melintasi air banjir yang menggenangi jalan di kawasan Cikini, Jakarta Selatan, Ahad (15/2). (Republika/Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Tata Kota Nirwono Joga menyarankan lima langkah yang dapat diambil Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dalam menyelesaikan permasalahan banjir di wilayah ibukota.

"Kalau ingin Jakarta bebas dari bencana banjir, ada lima langkah yang harus segera dilakukan oleh Pemprov DKI," kata Nirwono, Senin (16/2).

Menurut dia, langkah pertama yang harus dilakukan, yaitu rehabilitasi total seluruh jaringan saluran air, mulai dari mikro, meso hingga makro. Rehabilitasi itu, salah satunya dilakukan dengan cara memperbesar diameter saluran.

"Selain itu, antar saluran juga harus terhubung dengan baik. Saluran harus bebas dari sampah, limbah, pipa dan kabel-kabel utilitas serta tidak terhalangi dengan bangunan-bangunan," ujar Nirwono.

Langkah kedua, dia menuturkan, yakni melakukan normalisasi terhadap 13 sungai utama yang melintasi seluruh wilayah ibukota, termasuk dengan anak-anak sungainya (sub sungai).

"Sungai harus diperlebar, dikeruk lebih dalam, dibersihkan dari sampah dan warga direlokasi ke rusunawa. Selain itu, bantaran tidak ditanggul beton, tetapi dengan tanggul penutup tanah dan bantaran ditanami pepohonan sehingga menjadi jalur hijau sungai," tutur Nirwono.

Langkah ketiga, sambung dia, yaitu melakukan revitalisasi terhadap seluruh waduk dan situ yang ada di Jakarta, termasuk dengan menjadikan situ sebagai ruang terbuka hijau (RTH) berupa taman yang akan berfungsi sebagai pengendali banjir.

"Keempat, memperluas RTH dari 9,8 persen menjadi 30 persen dengan membangun jalur hijau sungai, membuat RTH dibawah rel kereta api, kolong jembatan, membangun taman, kebun raya dan sebagainya," ungkap Nirwono.

Terakhir, pengamat asal Universitas Tri Sakti itu menyebutkan pencegahan banjir juga dapat dilakukan dengan melakukan audit terhadap seluruh bangunan dan kondisi lingkungan, terutama di pusat kota.

"Karena 90 persen kavling bangunan di kawasan bisnis atau segi tiga emas di Jakarta merupakan lahan keras, dan 30 persen dari setiap kavling tidak mempunyai daerah resapan air, sehingga air hujan dibuang ke saluran air kota dan jalan raya," tambah Nirwono.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement