REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pendiri sekaligus ketua umum partai Hanura kembali terpilih untuk memimpin Hanura selama lima tahun ke depan.
Wiranto dipilih secara aklamasi dalam musyawarah nasional di Solo. Pemilihan Wiranto sebagai ketum Hanura tidak lepas dari ancaman terjadinya konflik di internal Hanura.
Dalam kepengurusannya selama lima tahun mendatang, Wiranto harus memersiapkan kaderisasi di Hanura. Hal ini untuk menghindari perpecahan pasca Wiranto tak lagi menjadi sosok sentral di Hanura.
Politisi Hanura Dadang Rusdiana mengatakan Wiranto berpesan pada seluruh kader agar kaderisasi dijalankan dengan menstimultankan dengan stabilisasi partai.
Langkah pertama yang diambil Wiranto untuk menyiapkan kaderisasi Hanura adalah penguatan pengurus hingga ke level Rukun Warga (RW). "Itu harus tercapai sekurang-kurangnya delapan puluh persen," kata Dadang pada Republika, Ahad (15/2).
Ia menambahkan, Wiranto juga berpesan agar aturan partai diinternalisasikan secara intensif ke seluruh kader. Selain itu juga sistem pengkaderan harus dilakukan secara disiplin. Konsolidasi kader nasional Hanura harus selalu ada.
Dengan sistem ini, diharapkan proses kaderisasi di Hanura berjalan mulus. "Sehingga terbelahnya partai seperti yang dialami parpol lain tidak terjadi," imbuh sekretaris fraksi Hanura di DPR RI ini. Hanura tidak ingin nasibnya sama dengan dua partai yang saat ini tengah berkonflik, PPP dan Golkar.