REPUBLIKA.CO.ID, NEGARA -- Wabah demam berdarah di Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali, semakin meluas, pada bulan Februari ini jumlah penderitanya lebih dari 50 orang.
Informasi yang dihimpun Ahad menyebutkan, sepanjang pekan ini, lima warga dua dusun di Desa Yehembang, Kecamatan Mendoyo, mendapatkan perawatan intensif di RSU Negara, karena tertular demam berdarah.
"Ada lima warga dari Dusun Wali dan Kaleran yang positif kena demam berdarah. Mereka menjalani rawat inap sepekan terakhir, dengan tiga di antaranya sudah boleh pulang," kata Perbekel atau Kepala Desa Yehembang, Made Semadi.
Menurutnya, di antara lima penderita demam berdarah tersebut, satu orang masih berumur tiga tahun, sementara dua lainnya tinggal satu rumah.
Agar virus yang disebabkan gigitan nyamuk tersebut tidak menular, ia mengaku, memerintahkan seluruh kepala dusun untuk mengajak warga bergotong-royong membersihkan lingkungan.
"Kami lakukan pemberantasan sarang nyamuk, sementara permohonan ke Pemkab Jembrana untuk melakukan penyemprotan juga sudah kami sampaikan," ujarnya.
Ia mengaku khawatir serangan demam berdarah ini meluas, karena masih ada beberapa warga yang terserang demam tinggi, namun belum bisa dipastikan apakah karena virus tersebut.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Jembrana dr Putu Suasta MKes mengakui, jumlah penderita demam berdarah tahun ini mengalami peningkatan, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Untuk mengantisipasi dan menekan penularan, ia mengatakan, mendorong masyarakat melakukan pemberantasan sarang nyamuk, khususnya di daerah yang menjadi endemi demam berdarah seperti Kelurahan Gilimanuk, Baler Bale Agung dan Desa Tegalbadeng Barat.
"Kalau sekadar disemprot, hanya nyamuk dewasanya yang mati. Penyemprotan harus diimbangi dengan pemberantasan sarang nyamuk, sehingga bisa tuntas," katanya.