REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Koordinasi dan Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani menekankan pentingnya ketersediaan sumber daya manusia siap kerja seiring dengan tumbuhnya investasi ke Indonesia, baik investasi baru maupun perluasan.
"Elastisitas tenaga kerja kita semakin menurun. Pada tahun 2004, setiap 1 persen pertumbuhan ekonomi dapat menyerap 450 ribu tenaga kerja. Tahun lalu, 1 persen pertumbuhan ekonomi hanya mampu menciptakan 160 ribu tenaga kerja," ujarnya dalam siaran pers yang diterima Antara di Jakarta, Sabtu (14/2).
Franky menjelaskan saat ini pemerintah, khususnya BKPM, Kementerian Perindustrian, dan Kementerian Tenaga Kerja sedang bekerja keras demi mencapai target penyediaan dua juta tenaga kerja setiap tahun.
Untuk mencapai target tersebut hari ini ia berkunjung ke Taman Siswa Yogyakarta dan bertemu dengan Ketua Umum Majelis Luhur Persatuan Taman Siswa Sri Edi Swasono untuk membahas seputar ketersedian SDM siap kerja.
Dalam pertemuan tersebut, Franky dan Sri Edi sepakat bahwa setiap investor yang menanamkan modalnya di Indonesia wajib atau harus menggunakan SDM dalam negeri.
Kebijakan tersebut harus diimbangi dengan ketersedian SDM siap kerja yang membutuhkan peran aktif dari sekolah menengah kejuruan (SMK) sebagai penyedia SDM siap kerja.
"Ke depan peran SMK cukup penting untuk memastikan ketersediaan SDM siap kerja. SMK yang menjadi ujung tombak dalam menyiapkan SDM siap kerja sehingga kebutuhan tenaga kerja yang muncul seiring pertumbuhan industri dapat terpenuhi," ujar Sri Edi Swasono.
Selain ketersediaan SDM, Franky dan Sri Edi juga mendiskusikan tentang kesiapan sektor koperasi dan UMKM dalam menghadapi implementasi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang akan berlaku mulai akhir tahun ini.
Sri Edi Swasono, yang dikenal sebagai ekonom dengan fokus terhadap sektor koperasi, berharap pemerintah memperhatikan kesiapan sektor koperasi dan usaha kecil menghadapi MEA, sehingga tidak kalah dari negara ASEAN lainnya.
Menanggapi hal tersebut, Franky menyatakan bahwa BKPM akan mengambil peran untuk memastikan setiap investor luar negeri yang masuk ke Indonesia dapat bermitra dengan investor dalam negeri, termasuk koperasi dan UMKM.
"Demikian halnya dengan UKM yang akan masuk ke Indonesia sebagai konsekuensi dari implementasi MEA, akan kita dorong untuk bermitra dengan koperasi dan UMKM Indonesia," katanya.
Taman Siswa merupakan lembaga pendidikan yang didirikan oleh Bapak Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara pada tahun 1922 di Yogyakarta. Pada awalnya Taman Siswa merupakan sebuah gerakan budaya yang kemudian bertransformasi menjadi lembaga pendidikan.