REPUBLIKA.CO.ID, CIAMIS -- Pergerakan tanah terjadi di Desa Nasol, Kecamatan Cikoneng, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat pada Kamis (12/2) malam. Akibat peristiwa tersebut, sepuluh rumah rusak dengan rincian satu rumah rusak berat, dua rumah rusak sedang dan tujuh rumah rusak ringan.
"Warga yang rumahnya rusak berat kini mengungsi. Untuk saat ini rumahnya dikosongkan," kata Kepala Seksi Tanggap Darurat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ciamis, Cece Manuhara, Jumat (13/2).
Selain sepuluh rumah rusak, Cece mengatakan, sebanyak 17 rumah terancam bencana pergerakan tanah. Posisi rumah yang terancam berada di dataran yang lebih rendah dari rumah yang telah rusak.
Cece mengimbau warga untuk terus waspada, terutama apabila hujan turun cukup deras dan berlangsung lama. "Jika ada indikasi pergerakan tanah, sebaiknya langsung mengungsi," ujar Cece.
Sementara itu, pergerakan tanah juga menyebabkan adanya retakan di kampung tersebut. Panjangnya sekitar 50 meter dengan lebar 10 hingga 15 sentimeter. Oleh warga setempat, retakan itu telah ditutup dengan tanah dan adukan semen.
Ketua RW 4 di desa tersebut, Kasanudin menjelaskan, pergerakan tanah terjadi pada pukul 19.30 WIB, Kamis malam. Saat kejadian sempat terasa getaran meski tidak kencang.
Warga yang mengungsi, kata Kasanudin, bernama Suherman. Rumah milik warga tersebut rusak parah dan tak lagi bisa ditempati. "Retakan di dinding cukup besar, lantainya juga retak-retak," jelasnya.
Menurut Kasanudin, pergerakan tanah sudah empat kali terjadi di kampungnya. Yang pertama, terjadi pada 1960-an, 1999, 2006, dan sekarang. "Dulu sempat ada wacana relokasi, tapi tidak jadi," terang dia.