REPUBLIKA.CO.ID, MANADO -- Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) Jenny Karouw mengatakan, masyarakat Italia paling meminati komoditas pala dan turunannya asal daerah ini, menyusul permintaan tetap tinggi.
"Permintaan akan komoditas pala dan turunannya dari Italia cukup tinggi, ditandai dengan pengurusan surat keterangan asal (SKA) pengekspor hampir tiap minggu dilakukan," kata Jenny, di Manado, Jumat (13/2).
Pada pekan pertama Februari 2014 telah diekspor bunga pala (fuli) ke Italia sebanyak satu ton dengan sumbangan devisa sebesar 14.000 dolar Amerika Serikat (AS). Selain itu, katanya, juga diekspor biji pala ke negara tersebut sebanyak delapan ton dan memberikan nilai sebesar 101.000 dolar AS.
Minat masyarakat Italia akan pala Sulut, harus ditangkap oleh petani dan pengekspor Sulut karena ini peluang cukup baik. "Petani dan pengekspor harus lebih meningkatkan produksi dan kualitas produk sehingga buyers atau pembeli terus membeli pala asal Kabupaten Kepulauan Sitaro tersebut," jelasnya.
"Komoditas biji pala dan bunga pala asal Sulut juga diminati Belanda bahkan negara-negara di Uni Eropa, karena sangat banyak manfaatnya bagi masyarakat, antara lain untuk rempah-rempah," katanya. Pemerintah, katanya, akan terus memfasilitasi dan mendorong petani dalam mengembangkan usahanya dan diversifikasi produk perkebunan itu.