Jumat 13 Feb 2015 14:08 WIB

300 Alim Ulama Sulsel Silaturahim di Bone

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Djibril Muhammad
 Jusuf Kalla disambut oleh para alim ulama saat tiba di Ponpes Suryalaya, Kadipaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Rabu (25/6).
Foto: antara
Jusuf Kalla disambut oleh para alim ulama saat tiba di Ponpes Suryalaya, Kadipaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Rabu (25/6).

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Alim ulama yang tergabung dalam ikatan alumni pondok pesantren As'Adiyah (Ikakas) akan melakukan silaturahim di Kabupaten Bone pada 20-22 Februari mendatang.

Rencananya, kegiatan yang baru diadakan untuk pertama kali ini bakal dihadiri sedikitnya 300 alim ulama perwakilan dari seluruh Kabupaten/ kota di Sulawesi Selatan.

Sekretaris panitia pelaksana Misbahunddin menuturkan, kegiatan ini adalah sebuah wadah yang dibuat untuk mengumpulkan para alim ulama di mana mereka merupakan alumni dari salah satu pesantren tertua di Sulsel.

Satu hal yang menarik dari acara ini, karena semua ulama baik dari Nahdatul Ulama (NU) maupun Muhammadiyah akan dipersatukan atas nama alumni pesantren As'Adiyah.

"Bisa dibilang ini kegiatan yang pertama kali diadakan di Indonesia karena menyatukan ulama. Bukan hanya dari satu golongan tertentu," ujar Misbahudin, Kamis (12/1).

Misbahuddin menjelaskan, silaturrahim ini dilatarbelakangi karena Ikakas melihat telah banyak perubahan pemikiran Islam sejak zaman order baru menuju era reformasi yang justru menuju arah negatif.

Hal ini mengakibatkan terjadinya krisis multidimensional serta sosiokultural dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Untuk itu, Ikakas berharap silaturrahim ini, bisa memberi makna tersendiri terutama dalam pemberdayaan ulama sebagai warasatul anbiya untuk mengantisipasi sedini mungkin tantangan yang dihadapi umat Islam khususnya.

Ikakas juga berharap pertemuan ini bisa menghasilkan langkah-langkah strategis terhadap pembinaan umat Islam.

Selain melakukan pemberdayaan pada ulama, silaturrahim Ikakas juga akan memberikan beberapa rekomendasi kepada penguasa pemerintah. Ikakas menuntut agar pemerintah segera menutup tempat-tempat maksiat khususnya tempat 'hiburan' yang berkedok panti pijat. 

Selain itu, Ikakas juga meminta agar pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk wisatawan asing menutup aurat mereka yang kerap tampil setengah telanjang karena bisa mempengaruhi pikiran generasi muda umat Islam.

Ketua Ikakas Indonesia Hasan Basri Rahman menjelaskan, acara ini merupakan awal yang baik untuk ulama Islam khususnya para alumni pesantren As’Adiyah guna membangun satu kekuatan Islam.

Dia juga mengatakan pertemuan di Bone akan menjadi pembuka sebelum Ikakas melanjutkan pertemuan untuk seluruh ulama di Sulawesi dan seluruh Indonesia.

"Kita akan usahakan pertengahan tahun ini diadakan untuk seluruh Sulawesi dan Insya Allah tahun depan kita gelar untuk seluruh Indonesia. Karena anggota kami sudah banyak tersebar di Indonesia," ungkap dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement