Kamis 12 Feb 2015 21:54 WIB

Komunitas Atheisme Indonesia Kutuk Penembakan Chapel Hill

Rep: C74/ Red: Karta Raharja Ucu
Sekelompok orang menyalakan lilini di dekat kondominium Universitas North Carolina, Chapel Hill, AS, Rabu (11/2) untuk menghormati tiga Muslim korban penembakan.
Foto: AP Photo/The News & Observer, Al Drago
Sekelompok orang menyalakan lilini di dekat kondominium Universitas North Carolina, Chapel Hill, AS, Rabu (11/2) untuk menghormati tiga Muslim korban penembakan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komunitas Atheis Indonesia mengutuk penembakan Chapel Hill yang menewaskan tiga orang Muslim. Oddy salah satu anggota komunitas tersebut menyatakan, banyak rekan-rekannya yang mengutuk penembakan tersebut.

"Teman-teman di forum sih kesal juga sama pelaku," katanya dalam sambungan telpon, Kamis (12/2).

Oddy mengatakan atheisme tidak berarti membenci agama. Atheisme, kata, hanya tidak memiliki kepercayaan adanya moral acuan yang digunakan dalam agama. Oddy sendiri sadar ada banyak hal positif dalam agama. Seperti dukungan moral dan harapan.

Ia menyatakan banyak atheis yang sangat humanis dan menentang tindak kekerasan dalam bentuk apa pun. Setiap atheis memiliki acuan moralnya sendiri-sendiri setiap individu. "Ini menjadi evaluasi bahwa kebencian ada dimana-mana," kata Oddy.

Sebelumnya diberitakan seorang pria bersenjata yang sering menulis status anti-agama di Facebook pada Rabu (11/2) ditangkap polisi karena membunuh tiga pemuda Muslim di negara bagian North Carolina, Amerika Serikat.

Craig Stephen Hicks (46) yang berasal dari Chapel Hill dituduh melakukan pembunuhan tingkat pertama atas penembakan yang dia lakukan Selasa (10/2) pukul 17.00 waktu setempat sekitar tiga kilometer dari kampus University of North Carolina.

Korbannya sepasang pengantin batu, Deah Shaddy Barakat (23), mahasiswa kedokteran gigi University of North Carolina, dan istrinya Yusor Mohammad (21), serta adik Yusor, Razan Mohammad Abu-Salha (19). Mereka semua terlibat dalam program bantuan kemanusiaan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement