Kamis 12 Feb 2015 16:46 WIB

Drainase Jakarta Perlu Pembenahan Menyeluruh

Rep: C09/ Red: Djibril Muhammad
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho
Foto: Antara
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Pusat Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, menilai sistem drainase di Kota Jakarta ke depannya perlu pembenahan menyeluruh. Sebab, sistem drainase perkotaan tidak mampu mengatuskan limpasan permukaan saat terjadi hujan ekstrem.

 

"Perlu pembenahan terhadap drainase mikro, penghubung dan makro," kata Sutopo, pada keterangan tertulis, Kamis (12/2).

 

Ia menjelaskan, intensitas pemanfaatan ruang terbangun di Jakarta bagian utara mencapai 90 persen, sedangkan kawasan hijau dan lainnya hanya 10 persen. Maka konsekuensinya curah hujan yang jatuh ke permukaan tanah sekitar 85 persen berubah menjadi aliran permukaan.

 

"Koefisien aliran permukaan di Jakarta mencapai 0,85," jelasnya.

 

Menurutnya, kapasitas drainase perkotaan Jakarta saat ini rata-rata hanya mampu mengalirkan debit jika hujan 50 mm sampai 60 mm per hari. Artinya saat hujan normal pun sudah sering timbul genangan.

 

Jadi, dengan hujan 177 mm per hari dan 361 mm per hari sudah dipastikan Jakarta akan banjir. Oleh karena itu, selain pembenahan drainase, upaya-upaya struktural dan non struktural juga perlu dipercepat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement