Kamis 12 Feb 2015 16:09 WIB

Tahun Ini Jabar Akan Bebaskan Lahan Waduk Ciawi

Rep: arie/ Red: Damanhuri Zuhri
Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan
Foto: ROL/Fian Firatmaja
Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Untuk mengatasi  banjir di Jakarta, pemerintah pusat meminta Provinsi Jabar untuk ikut andil. Oleh karena itu, Pemprov Jabar akan membantu pembangunan Waduk Ciawi dan mengusulkan perbaikan ratusan situ dari mulai hulu sampai hilir Ciliwung. 

‘’Tahun ini, waduk Ciawi pembebasan lahan. Kemudian, saya juga mengusulkan ratusan situ dari mulai hulu ciliwung sampai hilir Ciliwung,’’ ujar Gubernur Jabar, Ahmad Heryawan kepada wartawan, Kamis (12/2).

Menurut Aher, ia meminta pada Kementerian PU agar menormalisasi situ-situ agar bisa menampung air sebelum dialirkan ke sungai. Selain itu, kawasan hulu harus dilakukan pembenahan juga. Yakni, dengan pengerukan dan menormalisasi situ-situ yang ada di Sungai Ciliwung. 

‘’Di kawasan hilir harusnya sungai itu lebih besar lagi. Jadi, dinormalkan lebar dan dalamnya. Jabar, kebagian itu,’’ katanya.

Heryawan mengatakan, selain memperbaiki masalah struktur, non struktur pun harus menjadi perhatian. Yakni, dengan penghijauan di kawasan hulu. Ini penting, karena pengelolaan hulu dan hilir harus seimbang.

Ia mencontohkan, kalau anggaran perbaikan di hulu sungai Ciliwung dianggarkan Rp  triliun, maka di hilir minimal Rp 700 miliar. ‘’Karena kalau hulu baik, otomatis aliran ke hilir akan mengecil dan kemungkinan banjir berkurang,’’ katanya.

Upaya lain yang dilakukan, kata dia, membangun biopori dan pembuatan sumur resapan. Pembuatan biopori, jumlahnya harus jutaan. Sedangkan sumur resapan,  harus ada di setiap rumah. Kalau permukaan tanahnya normal, maka air yang masuk ke tanah juga normal.

Selain itu, setiap pembangunan sangat penting untuk menerapkan konsep green building. Walaupun, selama ini ada kesalahan masyarakat dalam memahami konsep green building yakni pemahamannya hanya menanam tanaman agar bangunannya terlihat hijau.

Padahal, seharusnya maknanya luas. Yakni, dalam membangun air yang jatuh ke tanah seharusnya jatuh terserap ke tanah lagi.

‘’Jadi, nanti di Gedung Pakuan ini akan jadi percontohan. Harusnya air tak ke got tapi ke tanah lagi, jadi zero run off. Direkayasa secara teknologi,’’ katanya.

Sumur resapan, kata Heryawan, diperkotaan harus semakin banyak. Karena banyak bangunan beton jadi harus ada normalisasi air tanah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement