Kamis 12 Feb 2015 14:39 WIB
Wabah demam berdarah

Demam Berdarah Yogyakarta Naik 100 Persen Sebulan

Rep: Yulianingsih / Red: Ilham
Pengasapan untuk mencegah penyakit demam berdarah. DBD termasuk salah satu KLB.
Foto: Antara
Pengasapan untuk mencegah penyakit demam berdarah. DBD termasuk salah satu KLB.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kasus demam berdarah (DB) di Kota Yogyakarta terus meningkat. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, per hari ini kasus DB di Kota Yogyakarta mencapai 82  kasus atau naik 100 persen lebih dari Januari yang hanya 40 kasus.

Meski begitu, Dinas Kesehatan belum akan menetapkan hal tersebut sebagai kejadian luar biasa (KLB) DB. Pemerintah masih akan memantau hingga dua bulan ke depan. "Pada puncak musim hujan seperti saat ini memang kasus DB sering naik, tetapi tetap kita cermati," kata Kepala Dinkes Kota Yogyakarta,

Fita Yulia, Kamis (12/1). Fita mengaku, meski kasusnya naik, namun angka kematian akibat DB belum terdeteksi di Kota Yogyakarta. Menurutnya, ada satu laporan kasus kematian, namun belum pasti akibat DB karena ada penyakit penyerta lainnya.

Menurutnya, pemerintah sudah meneruskan surat edaran Sekda Kota Yogyakarta terkait himbauan kepada masyarakat untuk meningkatkan perilaku hidup bersih (PHBS) sebagai pencegahan peningkatan kasus DB. "Jangan hanya membersihkan rumput saja, tetapi juga tempat-tempat yang bisa menampung air. Sampah plastik pun bisa menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk," katanya.

   

PHBS ini menurutnya penting, soalnya di Kota Yogyakarta angka bebas jentik baru mencapai 90 persen. Perkembangan jentik nyamuk diperkirakan masih berpotensi besar. "Pengasapan tidak bisa menghilangkan jentik nyamuk sehingga perilaku bersih memang sangat dibutuhkan," katanya.

Diakuinya, terkait peningkatan kasus DB tersebut pihaknya juga meminta seluruh rumah sakit di Yogyakarta selalu memastikan keberadaan dokter jaga. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi bertambahnya kasus DB. Soalnya, pada akhir pekan seringkali dokter jaga tidak di tempat. Padahal kasus DB tidak menghitung waktu dan hari.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement