REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Kadin Indonesia Suryo Bambang Sulisto mengatakan kebutuhan pangan jangan dipenuhi dari impor meskipun saat ini ketahanan pangan merupakan tantangan nyata bagi semua pihak di Indonesia dan di dunia.
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Suryo Bambang Sulisto dalam acara Jakarta Food Security Summit-3 mengatakan pihaknya tidak menginginkan kebutuhan pangan dipenuhi dari hasil impor.
"Indonesia memiliki sumber daya cukup besar, namun dengan jumlah penduduk yang banyak dan cenderung meningkat setiap tahun, maka sumber daya tersebut harus dikelola secara maksimal agar dapat mencukupi kebutuhan mendasar penduduknya," katanya, Kamis (12/2).
Ia ingin ke depan tidak ada lagi kebijakan instan dengan cara mengimpor meskipun semua pihak menyadari pangan adalah sumber kehidupan bagi 250 juta penduduk Indonesia sekaligus 5 miliar manusia di dunia yang terus bertambah.
Suryo menambahkan tekanan dan ketergantungan impor kebutuhan dasar manusia di era mendatang akan semakin berat bebannya dengan terbukanya pasar bebas baik di tingkat global maupun regional.
Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Agribisnis dan Panban Franky O. Widjaja mengatakan kunci utama untuk dapat mewujudkan peningkatan produksi pangan dan produktivitas tinggi dan berdaya saing adalah dengan menerapkan pola bertani yang baik secara konsekuen dan komprehensif.
"Kita harus mendorong peningkatan produksi pangan nasional dan mewujudkan komitmen untuk menjadi negara yang mandiri dan berdaulat dalam penyedia pangan sekaligus sebagai pemasok pangan dunia," katanya.
Pada kesempatan itu hadir para pelaku usaha, para pemangku kepentingan di bidang pangan dan energi, asosiasi, dan lembaga asing, pakar, hingga petani hadir dalam acara JFSS-3 yang digelar di JCC Jakarta 12-14 Februari 2015.
Acara itu dibuka oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan ditutup oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla yang sekaligus menerima rekomendasi dari acara seminar dan diskusi panel dalam rangkaian acara tersebut.