Rabu 11 Feb 2015 19:31 WIB

Abrasi Bengawan Solo, 70 Rumah Terancam Longsor

Rep: Edy Setiyoko/ Red: Hazliansyah
Dua warga menunggu surutnya air luapan Bengawan Solo
Foto: Republika/Ditto Pappilanda
Dua warga menunggu surutnya air luapan Bengawan Solo

REPUBLIKA.CO.ID, SRAGEN -- Tercatat 70 rumah warga di Dukuh Nyawak, Desa Tenggak, Kecamatan Sidoharjo, Kabupaten Sragen, terancam keselamatannya. Ini karena terjadi pengikisan tanah, atau abrasi Sungai Bengawan Solo, yang menggerus lahan pemukiman. 

Kondisi itu masih diperparah dengan adanya curah hujan cukup tinggi melanda Kabupaten Sragen dan sekitar dalam waktu belakangan. Sehingga kondisi cuaca ini menyebabkan debit air sungai bertambah. Atas kondisi itu belum ada tindakan nyata dari pemerintah guna mengantisipasi terjadinya abrasi semakin meluas.

Gondo Suwarno (67), salah satu tokoh masyarakat setempat mengkhawatirkan kondisi tersebut apabila tidak segera diatasi. Sebanyak 70 rumah di sekitar bantaran Sungai Bengawan Solo terancam longsor. Dia berharap pemerintah segera bertindak seperti membuat tanggul untuk mencegah terjadinya abrasi,

Abrasi di sana sudah terjadi dari tahun 2002 lalu. Namun, belum ada solusi dari pemerintah untuk membuat tanggul penahan luapan air sungai. 

''Kami khawatir abrasi makin meluas,'' kata Gondo.

Warga lainya, Cipto Wardoyo (72), mengungkapkan, jika hujan deras berkepanjangan ia khawatir rumahnya yang hanya berjarak satu meter dari bibir sungai bisa hanyut. Pasalnya dulu tanah miliknya seluas 1.070 meter persegi dari bibir sungai. Sekarang tinggal beberapa meter saja.

''Dulu rumah saya menghadap ke pekarangan dan sungai. Setelah longsor, rumah saya pindah agar lebih aman. Luas tanah semakin berkurang karena kalau sudah kemarau retakan tanah hancur lantaran tidak kuat menahan beban,'' katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement