Rabu 11 Feb 2015 17:50 WIB

Praktik Bioteknologi Terhambat Aturan Keamanan Pangan

Rep: c78/ Red: Dwi Murdaningsih
Seorang peneliti menyusun bibit padi Nippon Bare yang dikembangkan melalui sistim kultur jaringan di laboratorium Bioteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) di Cibinong, Bogor.
Foto: ANTARA/str-Jaflhairi/Koz/mes/06.
Seorang peneliti menyusun bibit padi Nippon Bare yang dikembangkan melalui sistim kultur jaringan di laboratorium Bioteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) di Cibinong, Bogor.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mengupayakan target swasembada pangan pemerintah, penerapan bioteknologi kembali diajukan, agar bisa dikembangkan di Indonesia. Pasalnya, bioteknologi diyakini akan dapat meningkatkan produksi pangan melimpah dan tahan penyakit.

Dipelopori Indonesian Biotechnology Information Centre (IndoBIC), meraka menyelenggarakan seminar sehari pada Rabu (11/2) bertajuk “On Global Status of Commercialized Biotech Crops 2014, Perananan Teknologi Pertanian Dalam Mendukung Swasembada Pangan”, agar penerapan bioteknologi dapat berjalan mulus. 

“Dengan bioteknologi, swasembada pangan akan menjadi ringan,” kata Direktur IndoBIC Bambang Purwantara.

Menurut dia, penerapan bioteknologi semestinya bisa segera. Pasalnya, di negara lain, sudah banyak yang menyadari bahkan menggunakannya sebagai peningkatan produksi pangan di negaranya masing-masing.

Sayangnya, penerapan produk bioteknologi di Indonesia khususnya jagung tahan hama dan tebu tahan kering masih terhambat perizinannya karena masih menunggu persetujuan keamanan pakan dari pemerintah. Ia pun berharap prosedur tersebut cepat selesai agar para petani segera dapat menanam tanaman bioteknologi dalam rangka menunjang perwujudan kedaulatan pangan. 

Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Winarno Tohir menambahkan, Indonesia memerlukan terobosan teknologi untuk mencukupi kebutuhan pangan dalam negeri agar ketergantungan impor tidak semakin banyak.

Petani, kata dia, hanya membutuhkan tiga unsur dalam menjaga kedaulatan pangan Indonesia, yakni disediakan lahan, teknologi dan modal. “Pemerintah Jokowi-JK berkemauan keras swasembada pangan, maka ini semua bisa diawali dengan penggunaan bioteknologi agar segera diterapkan,” ujarnya. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement