Selasa 10 Feb 2015 22:40 WIB

YLKI: 50 Persen Garam yang Beredar tak Memenuhi SNI

Rep: C78/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Petani garam. Ilustrasi
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Petani garam. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Program pemerintah dalam urusan pembangunan manusia, khususnya dalam menjaga kualitas konsumsi garam beriodium seharusnya tetap dikedepankan. Tepatnya di tengah fokus pemerintah dalam membangun infrastruktur dan penggenjotan produksi pangan.

Sebab berdasarkan hasil survei Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), garam-garam yang beredar di pasaran belum memenuhi standar nasional Indonesia (SNI), sehingga dampak masyarakat yang kekurangan iodium diindikasi tinggi.

"Hasil survei hampir 50 persen garam yang beredar di salah satu kawasan Jakarta tidak memenuhi SNI adalh sesuatu yang tragis," kata pengurus harian YLKI Tulus Abadi pada acara sosialisasi hasil survei YLKI terhadap produk garam di kawasan Jakarta Utara. Meskipun hanya membuat survei di satu kawasan, lanjut Tulus, kemungkinan beredarnya garam tak sesuai standar bisa terjadi di daerah lain.

Alhasil, jaminan kepada masyarakat untuk memeroleh garam berkualitas menjadi minim. Mereka pun akan menjadi rentan terserang penyakit kurang gizi, gondokan atau penyakit berbahaya lainnya. Ia menegaskan, urusan konsumsi garam tak bisa disepelekan.

Terlebih terdapat sejumlah fakto penghambat penyerapan iodium seperti kebiasaan merokok dan tingginya konsumsi pestisida secara tidak langsung. Maka sebaiknya pemerintah segera ambil tindakan. Bukan melulu pengawasan, tapi mesti ada perbaikan dari hulu ke hilir. "Bukan hanya masalah fisik saja yang mesti dibangun, tapi kualitas manusianya juga," ujarnya.

Lebih lanjut, pengurus harian YLKI lainnya, Ilyani Sudardjat menerangkan, tingkat gangguan akibat kekurangan iodium (GAKI) dari tahun ke tahun semakin tinggi. Ini merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang serius di Indonesia, yang berdampak pada kualitas sumber daya manusia.

"Kekurangan iodium secara terus-menerus menyebabkan gondok, keguguran, cacat bawaan hingga gangguan perkembangan mental dan fisik," kata dia.

Maka, salah satu upaya penanggulangan GAKI bisa dilakukan dengan melakukan fortifikasi iodium pada garam konsumsi. Di tengah beragamnya jenis garam beriodium di pasaran, petani garam perlu dibantu soal perolehan iodium.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement