REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Kabinet (Seskab) Andi Widjajanto mengatakan hingga saat ini belum ada keputusan terkait wacana Presiden Joko Widodo akan berkantor di Istana Bogor.
"Belum diputuskan. (Wacana ini muncul) karena presiden beberapa kali gunakan Istana Bogor untuk pertemuan-pertemuan," katanya, Selasa (10/2).
Menurutnya selama ini Presiden Joko Widodo memang kerap pulang pergi jika menerima tamu di Istana Bogor, sehingga dinilai lebih efektif jika tinggal di Kota Bogor.
"Jadi akan efektif kalau misalnya ada beberapa hari dalam seminggu pertemuannya di Istana Bogor dan presiden juga bermalam di bogor. Kalau selama ini kan PP (pulang-pergi)," jelasnya.
Andi mengatakan bahwa dengan kondisi ini pihak protokol dan kerumahtanggaan juga harus menyiapkan Istana Bogor sebagai alternatif tempat tinggal presiden.
Seskab mengungkapkan bahwa alternatif presiden menggunakan Istana Bogor untuk pertemuan dan menerima tamu adalah perubahan suasana kerja saja.
"Juga memanfaatkan fasilitas-fasilitas istana kepresidenan dan secara lingkungan relatif Istana Bogor itu menyediakan lingkungan yang lebih rileks untuk lakukan pertemuan-pertemuan besar, terutama seperti dengan para bupati," jelasnya.
Namun Andi belum tahu persis wacana Presiden Joko Widodo berkantor di Bogor ini.
"Tergantung berapa yang dibutuhkan presiden di Bogor. Kami, terutama dari sekretariat kepresidenan, menyiapkan kalau presiden harus atau ingin bermalam di Istana Bogor," katanya.