REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) menargetkan untuk mencetak 120 ribu tenaga kerja bersertifikasi hingga penghujung 2015. Hal tersebut dalam rangka menyambut era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) agar pekerja Indonesia berdaya saing tinggi. Maka, langkah awal yanhpg akan dilakukan yakni mempercepat proses pembentukan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) untuk 12 sektor prioritas.
"Kita dapat dana Rp 165 Miliar, akan kita fokuskan untuk penyiapan tenaga kerja agar memenuhi standar Asean," kata Ketua Badan Nasional Sertifikasi Profesi Sumarna FA pada Selasa (10/2).
Keduabelas sektor tersebut yakni tenaga kerja bidang produk berbasis agro, otomotif, elektronika, produk karet, tekstil dan produk tekstil, perikanan serta barang dari kayu. Sedanhkan untuk aektor jasa akan difokuakanpada sektor penerbanganmjasa online, pariwisata, kesehatan dan logistik.
Dari 12 sektor prioritas tersebut, lanjut dia, Kementerian Tenaga Kerja telah memiliki 406 rumusan Standar Khusus Percepatan Sertifikasi dan Kompetensi (SKKNI). Akan tetapi dalam implementasinya SKKNI harus terintegrasi dengan lembaga pendidikan dan lembaga pelatihan.
Wakil Komite Tetap Pelatihan Ketenagakerjaan Kadin Indonesia Dasril Yadir Rangkuti menambahkan, standar kompetensi kerja harus terintegrasi dengan kurikulum lembaga pendidikan dan pelatihan. MEA, kata dia, akan menjadikan Asean sebagai basis produksi dunia serta dapat menciptakan pasar regional bagi 575 jiwa penduduk Asean dengan adanya kawasan bebas perdagangan barang, modal dan jasa. "Empat puluh dua peersen dari 575 jiwa penduduk asean itu adalah penduduk negara Indonesia," tuturnya.