REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemprov Jabar terus siaga banjir dan longsor selama bulan Februari ini. Pasalnya, curah hujan masih akan tetap tinggi di wilayah tersebut.
Menurut Wakil Gubernur Jabar, Deddy Mizwar, Ia sudah berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan berbagai komunitas lingkungan yang ada di Jabar untuk terus bersiaga di daerah masing-masing selama musim hujan.
"Kalau Jabar memang daerah bencana, enggak ada hujan aja bisa kena longsor. Jadi, sementara ini, saya lihat kita harus siaga, karena bulan Februari belum selesai," ujar Deddy Mizwar kepada wartawan usai Rapat dengan Staf Ahli Bidang Pembangunan Provinsi Jabar, Selasa (10/2).
Menurut Deddy, berdasarkan laporan BPBD, curah hujan yang besar akan berada di Pantura. Jadi, Pemprov Jabar sekarang fokus di sana. Untuk Kabupaten Bandung Barat (KBB) tidak separah dulu karena curah hujannya tak terlalu besar.
"Sekarang dari BMKG malah ada informasi curah hujannya di Pantura. Kami coba fokus ke sana. Bagaimana mengantisipasi curah hujan yang tinggi di sana selama Februari ini," katanya.
Saat ditanya tentang penanganan banjir untuk wilayah perbatasan dengan Provinsi DKI Jakarta, Deddy mengatakan, itu menjadi urusan Kementerian PU. Misalnya, tentang waduk Sukamahi penanganannya menjadi urusan PU.
"Katanya Jakarta sudah punya dana untuk pembebasan tapi enggak bisa dilakukan karena tak ada perencanaan dari PU Pusat," katanya.
Upaya lain yang harus dilakukan untuk mengatasi banjir Jakarta, kata dia, harus ada perencanaan pembangunan waduk. Masalahnya di daerah Depok ada 3 waduk yang beralih fungsi, harus dipikirkan bagaimana mengaktifkan kembali karena sudah susah karena telah menjadi perumahan.
"Maka solusinya, memindahkan ke tempat yang lebih baik, jadi kan seperti situ untuk kolam retensi," katanya.
Untuk penanganan jangka panjang banjir DKI, kata dia, di wilayah Jabar hulu dan hilirnya terus dibenahi. Yakni, dengan terus melebarkan badan sungai. Agar, sugai yang lebar bisa menampung air banyak.