Selasa 10 Feb 2015 15:50 WIB

Tiga Nelayan Cirebon Hilang

Rep: lilis/ Red: Damanhuri Zuhri
  Nelayan mengisi solar ke dalam jerigen di dermaga kapal ikan Karangsong, Indramayu, Jawa Barat, Kamis (6/11).   (Antara/Dedhez Anggara)
Nelayan mengisi solar ke dalam jerigen di dermaga kapal ikan Karangsong, Indramayu, Jawa Barat, Kamis (6/11). (Antara/Dedhez Anggara)

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Sebanyak tiga nelayan asal Blok Muara Wetan, Desa Muara, Kecamatan Suranenggala, Kabupaten Cirebon, yang hilang saat mencari ikan, hingga kini belum ditemukan. Proses pencarian pun terus dilakukan tim gabungan, Selasa (10/2).

Adapun tiga nelayan itu, yakni Tarmadi (35), Dedi (35) dan Su’o (40). Ketiga nelayan yang masih meiliki ikatan persaudaraan satu sama lain itu berangkat melaut pada Kamis (5/2) sekitar pukul 21.00 WIB.

Dengan menggunakan kapal kecil, mereka biasanya hanya melaut sehari semalam. Namun hingga Selasa (10/2) sekitar pukul 15.00 WIB, ketiganya belum berhasil ditemukan.

Diduga, mereka hilang teseret gelombang tinggi di laut. Pasalnya, kapal mereka ditemukan dalam kondisi hancur di sekitar perairan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon.

‘’Sampai saat ini proses pencarian masih kami lakukan bersama-sama (dengan Basarnas dan nelayan setempat),’’ kata Direktur Polisi Air (Polair) Polda  Jabar, Kombes Polisi Anang Syarif Hidayat, Selasa (10/2).

Anang mengatakan, proses pencarian terhadap tiga nelayan itu selama ini terkendala karena pihak keluarga tidak mengetahui ke arah mana ketiga nelayan tersebut mencari ikan. Informasi itu baru diketahui pada Senin (9/2) setelah kapal mereka ditemukan hancur di sekitar perairan Gunung Jati.

Dengan memperhitungkan arus laut, kecepatan angin dan hari keberangkatan ketiga nelayan itu, lanjut Anang, maka tim gabungan saat ini melakukan pencarian di perairan Losari. Dia menyebutkan, lokasi pencarian itu berjarak sekitar 30 mil dari titik awal ketiga melaut.

Sementara itu, Kepala BMKG Stasiun Jatiwangi, Mas Pujiono, saat dikonfirmasi, menjelaskan, saat ini kecepatan angin di utara Jawa Barat masih cukup kencang. Yaitu berkisar 15 - 20 knot.

Sedangkan dalam kondisi normal, kecepatan angin hanya 5 - 10 knot. ‘’Kecepatan angin saat Februari memang lebih tinggi dibandingkan bulan-bulan lainnya. Nelayan tradisional harus waspada,’’ ungkap Mas Pujiono.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement