Senin 09 Feb 2015 20:31 WIB

Jumlah TKI Asal Kabupaten Indramayu Naik

Rep: Lilis Handayani/ Red: Djibril Muhammad
TKI
Foto: Antara/Mika Muhammad
TKI

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU – Bekerja sebagai tenaga kerja Indonesia (TKI) di luar negeri masih digandrungi warga di Kabupaten Indramayu. Hal itu terlihat dari meningkatnya jumlah warga yang berangkat menjadi TKI.

Berdasarkan data Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Indramayu, Senin (9/2), jumlah TKI asal Kabupaten Indramayu pada 2014 lalu mencapai 19.428 orang. Sedangkan jumlah TKI pada 2013 mencapai 17.849 orang.

"Naik sekitar 8,12 persen," kata Kepala Seksi Bidang Pelatihan dan Penempatan Tenaga Kerja Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Indramayu, Sumarno.

Sumarno mengatakan, dari jumlah TKI tersebut, sekitar 90 persen di antaranya bekerja di sektor informal, seperti menjadi pembantu rumah tangga. Sedangkan sisanya, bekerja di sektor formal, yakni bekerja di perusahaan berbadan hukum.

Sumarno menambahkan, para TKI asal Kabupaten Indramayu lebih memilih bekerja di Taiwan dibandingkan negara-negara lain. Dari total TKI sebanyak 19.428 orang pada 2014, sebanyak 58,57 persen bekerja di Taiwan.

Selain itu, sebanyak 12,53 persen bekerja di Singapura, 11,81 persen bekerja di Oman, 7,05 persen bekerja di Hongkong, dan sisanya tersebar di Malaysia, Qatar, United Emirat Arab, Brunei Darussalam dan Bahrain.

"Upah yang diterima para TKI yang bekerja di Taiwan lebih besar dibandingkan negara-negara lainnya," kata Sumarno.  

Selain masalah upah, lanjut Sumarno, para TKI asal Kabupaten Indramayu lebih memilih negara-negara Asia Pasifik dikarenakan alasan perlindungan. Para TKI menilai, perlindungan terhadap TKI di negara-negara Asia Pasifik jauh lebih baik dibanding negara-negara di Timur Tengah.

"Kalau untuk standar proses pemberangkatannya sih semua negara hampir sama," tutur Sumarno.

Seorang warga Kecamatan/Kabupaten Indramayu, yang pernah bekerja sebagai TKI di Taiwan, Kunawi, mengaku lebih memilih bekerja di Taiwan karena alasan upahnya yang lebih besar. Dia menyebutkan, upah yang diterimanya dari majikan sekitar Rp 6 juta per bulan.

"Alhamdulillah bisa buat bangun rumah di kampung," kata Kunawi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement