Senin 09 Feb 2015 20:10 WIB

Batam Dibidik Jadi Kawasan Pengembangan Microchip

Microcontroller chip.
Foto: reuters
Microcontroller chip.

REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- Kota Batam, Kepulauan Riau, dibidik menjadi kawasan pengembangan mikro-chip (microchip) Indonesia. Pusat studi di Politeknik Batam bakal mendukung industri elektronika yang sudah berkembang pesat di kota itu.

"Ke depan, mikro-chip dikembangkan di Politeknik Batam. Indonesia belum punya," kata Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Muhammad Nasir di Batam, Senin (9/2).

Menurut Menteri, permintaan chip untuk memori, grafis, controller hingga prosesor diperkirakan semakin tinggi. Indonesia, kata dia, belum banyak memiliki industri dasar elektronik yang mampu membuat chip sendiri.

Batam dianggap sangat tepat menjadi pusat pengembangan mikro-chip, karena industri manufaktur berkembang di kota itu. Namun, mikro chip yang digunakan masih impor dari negara lain.

Politeknik Batam didorong membuka program studi baru terkait manufaktur elektronika dalam suasana industri. Sehingga lulusannya diharapkan mampu menciptakan mikro chip dan berkontribusi langsung dalam industri.

Pembuatan mikro-chip sendiri diharapkan dapat menambah nilai industri di Batam, jadi tidak hanya mengandalkan pada tenaga kerja yang murah, melainkan ketersediaan teknologi tinggi. Nantinya, Politeknik Batam akan bekerjasama dengan perguruan tinggi lain untuk mengembangkan micro-chip.

Tenaga Ahli Program Teknik dan Elektronika ITB untuk Politeknik Batam Basuki R Alam mengatakan jika Indonesia sudah mampu memproduksi chip sendiri, maka akan membuat biaya produksi akan semakin murah dan menguntungkan bagi pengusaha.

Menurut dia, pengembangan mikro-chip amat tepat dikembangkan di Batam, karena ekosistemnya tepat. Di Batam terdapat banyak perusahaan manufaktur.

Ketua Pusat Kajian Regional Politeknik Batam Bambang Hendrawan mengatakan pihaknya memang akan membuat konsentrasi baru dalam program studi manufaktur elektronika.

"Prodi ini pertama kali di Indonesia. Masih tunggu izin dari Dikti dan Agustus mungkin bisa terbit, tapi untuk sementara masih konsentrasi studi saja," kata dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement