REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Pemberdayaan tunanetra bukan hanya sebatas pada keahlian memijat. Sudah saatnya para penyandang tunanetra ini memiliki hak yang sama untuk menjadi ‘pengusaha’. Sedikitnya 21 orang penyandang tunanetra dari berbagai daerah di Jawa Tengah mengikuti pelatihan dan penyuluhan budidaya tanaman obat, di pabrik industri jamu dan farmasi PT Sidomuncul Tbk.
Kegiatan ini merupakan tindaklanjut dari penandatanganan nota kesepakatan antara Persatuan Tunanetra Indonesia (Pertuni) dengan industri jamu dan farmasi PT Sido Muncul Tbk, di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Ketua Umum Pertuni, Aria Indrawati mengatakan, ke-21 peserta ini berasal dari Kabupaten Semarang, Temanggung, Magelang, Klaten, Kabupaten Boyolali serta peserta dari Kota Salatiga. Para penyandang tunanetra ini akan dilatih untuk memberdayakan dan membudidayakan berbagai jenis tanaman obat sebagai bahan baku industri jamu serta farmasi. Dengan pengelolaan hasil budidaya yang dikelola Pertuni, maka penyandang tunanetra juga menjadi suplier bahan baku untuk industri jamu dan farmasi ini.
“Seperti kencur, jahe, sereh, kayu manis dan beberapa jenis tanaman obat lain yang dapat dikenali dari baunya,” kata Aria, pada pembukaan pelatihan udidaya tanaman obat bagi anggota pertuni, Senin (9/2).
Selain pelatihan para peserta juga akan mendapatkan penyuluhan mulai dari pemilihan bibit, penanaman, pemeliharaan, masa panen, pascapanen hingga memasok hasil panen ke industri jamu ini. Nantinya budidaya ini akan memanfaatkan lahan milik masing- masing peserta. Tanaman obat yang dibudidayakan disesuaikan dengan kondisi daerah masing- masing anggota Pertuni.
Sedangkan pendampingan dilakukan pihak Sido Muncul untuk memastikan standar kualitas yang diinginkan. “Hasil budidaya ini nantinya akan dijual kepada Sido Muncul yang dikoordinasikan oleh Pertuni,” tambahnya.
Dirut PT Sido Muncul Tbk, Irwan Hidayat mengatakan, kemitraan ini memang didesain untuk membantu para penyandang tunanetra mampu mandiri dengan berwirausaha. “Seperti halnya penyandang tunanetra di negara- negara lain, yang mampu berwirausaha. Tidak hanya menjadi petani tapi juga mampu menghasilkan uang untuk membantu kehidupannya,” tegasnya.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
