REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Palang Merah Indonesia (PMI) mengembangkan program Pembangunan Masyarakat Tangguh Banjir (Community Flood Resilience-CFR) di DKI Jakarta, Provinsi Jawa Barat, Provinsi Jawa Tengah dan Provinsi Jawa Timur. Program CFR ini dukungan dari IFRC (International Federation of The Red Cross and Red Cressent) dan Zurich Insurence Indonesia.
Ketua Bidang Penanggulangan Bencana PMI Pusat, Soemarsono mengungkapkan bahwa program ini dilaksanakan untuk membangun kapasitas masyarakat diwilayah bantaran sungai. “Program ini bertujuan bertujuan untuk meningkatkan ketahanan, ketangguhan dan efektifitas solusi pengurangan risiko bencana masyarakat di sekitar sungai,” ujarnya saat membuka Pertemuan Perencanaan Tahunan & Orientasi Program Pembangunan Masyarakat Tangguh Banjir, di Bandung (9/2).
Pertemuan dua hari ini diikuti 50 orang terdiri dari pengurus dan staf pelaksana dari PMI Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota sasaran program. Program dikembangkan di tujuh Kabupaten-Kota yang melingkupi 21 Desa target program, yang berada pesisir sungai besar di Jawa yaitu sungai Ciliwung, Sungai Citarum, dan Sungai Bengawan Solo.
Perwakilan Zurich Insurence Indonesia, Andreas berharap program ini dapat memberikan manfaat bagi masyarakat yang berada diwilayah sungai yang ada di Pulau Jawa. “Program penguatan masyarakat tangguh banjir ini diharapkan mampu memberikan kontribusi nyata dalam pengurangan risiko bencana banjir,” ujarnya.
Sejak September 2014, program ini sudah dikembangkan di Jakarta Selatan (DKI) dan Kabupaten Bogor (Jabar). Tahun 2015 ini akan dilaksanakan di Jateng dan Jatim di kabupaten-kota yang dilalui sungai Bengawan Solo, yang direncanakan selama 4 tahun. “Kegiatan yang akan dilaksanakan diataranya adalah baseline, pelatihan bagi masyarakat tentang pemetaan wilayah dan risiko bencana, serta kegiatan penguatan kapasitas dalam mengantisipasi banjir,” jelas Arifin MH, Kepala Divisi PB PMI Pusat.