REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG –- Meskipun sekolah mereka terdampak banjir, para siswa sekolah dasar (SD) di Baleendah maupun Dayeuhkolot, tetap melakukan proses belajar mengajar. Pasalnya, mereka akan segera mengikuti ujian nasional. Sehingga, dalam kondisi yang tidak nyaman pun mereka harus tetap belajar.
Paling tidak, ada dua SD di kabupaten Bandung yang tetap melakukan kegiatan belajar mengajar (KBM), yaitu SDN 1 Andir, kecamatan Baleendah, serta SDN 7 Dayeuhkolot. Untuk SDN 7 Dayeuhkolot, mereka biasanya menggelar KBM di rumah penduduk ketika banjir melanda.
Sementara itu, di SDN 1 Andir, siswa terpaksa belajar di gedung Kwarcab Pramuka kabupaten Bandung. Kondisi tersebut, membuat mereka merasa tidak nyaman karena harus belajar di tempat yang tidak memadai. ‘’Cukup terganggu, jadi harus belajar di lantai,’’ kata Nurazizah (11 tahun) siswa kelas VI, SDN 1 Andir, Senin (9/2).
Nurazizah meminta agar pemerintah memperhatikan nasib para murid SD yang selalu menjadi korban banjir. Sebab, dia dan teman –temannya selalu kesulitan untuk belajar saat sekolah mereka terendam. ‘’Bagaimana bisa belajar dengan nyaman, konsentrasi saja susah, berisik soalnya. Pemerintah harusnya bisa mengerti. Setiap banjir, belajar selalu pindah ke tempat seperti ini,’’ ujarnya.
Oleh karena itu, dirinya berharap agar pemerintah bisa memindahkan lokasi sekolahnya, agar dapat belajar dengan tenang dan fokus, sehingga bisa maksimal dalam menyerap pelajaran yang diterima dari guru. ‘’Inginnya sekolah dipindahkan ke lokasi yang aman, tapi tidak terlalu jauh juga, soalnya kalau terlalu jauh, kasian teman-teman yang lain,’’ katanya.
Dengan alat seadanya puluhan murid kelas enam SD Dayeuhkolot I, bergotong royong membersihkan lumpur yang masuk hingga ke dalam kelas yang terendam banjir. Belajar pun menjadi terganggu terutama bagi kelas enam yang saat ini akan menghadapi ujian nasional.
"Kalo belajar otomatis sangat terganggu, apa lagi sekarang menghadapi ujian nasional ,sekarang kelas 6 sangat terganggu. Untuk pemertintah agar segera menanggulangi hal seperti ini karena ini, bukan hanya terjadi sekarang ini,” kata Dadang Reziatama, salah seorang guru SDN Dayeuhkolot I.