Sabtu 07 Feb 2015 14:10 WIB

Kegaduhan Pers Jadi Masalah Bangsa

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Hazliansyah
Hari Pers Nasional 2015.
Hari Pers Nasional 2015.

REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- Ketua Dewan Pers, Bagir Manan, mengatakan kegaduhan pers di Tanah Air akan menjadi masalah bangsa secara luas, apalagi kegaduhan pers dalam politik memengaruhi perilaku kehidupan politik nasional.

"Saya katakan kegaduhan pers ini akan menjadi masalah besar, apalagi terkait masalah politik nasional," kata Bagir Manan saat menjadi pembicara penengah pada sesi Konvensi Media Massa Hari Pers Nasional 2015 di Batam, Kepulauan Riau (Kepri), Sabtu (7/2).

Pada sesi topik Pers Sehat: Competitive and Accountable Media," menghadirkan pembicara Stafen Handoyo (Internasional Finance Corporation World Bank Jakarta). Amir Effendi Siregar (wartawan senior PR2 Media), Daniel Dhakidae (ombudsman media). Diskusi ini dimoderatori Pemimpin Redaksi Harian Republika, Nasihin Masha.

Menurut Bagir, kegaduhan pers sangat berperan menciptakan pers tidak sehat atau sakit. Banyak orang dan kalangan mulai dari guru, lurah, hingga pejabat pemerintahan yang mengeluh kepada Dewan Pers dengan tingkah laku pers (wartawan) yang abal-abal.

"Pers terbelah, sebab pers tidak hidup di ruang kosong, pers hidup dalam interaksi. Kalau pers sakit susah juga untuk mengobatinya, kalau tidak ada itikad baik dari pemilik pers, pengelola, pekerja, dan pembacanya," katanya.

Stefen Handoyo, dari Internastional Finance Corporation, mengatakan sebaiknya industri pers harus sehat baik dari pemilik, pengelola, dan pekerjanya.

"Pemilik pers apalagi perusahaan keluarga, seharusnya lebih sehat dalam manajemen perusahaannya, karena banyak perusahaan yang memiliki lima laporan keuangan: untuk pajak, internal, pihak lainnya," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement