REPUBLIKA.CO.ID, BATAM - Ketua Dewan Pers, Bagir Manan, menegaskan pers nasional dalam pemberitaannya wajib menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Sebab, bahasa sebagai instrumen kebudayaan dan peradaban bangsa dan negara.
"Karena itu, media atau pers Indonesia mesti bangga dengan Bahasa Indonesia. Dan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam setiap pemberitaanya," kata Bagir Manan dalam acara Konvensi Bahasa dan Budaya di Tanjungpinang, Kepulauan Riau (Kepri), Jumat (6/2).
Acara konvensi bahasa itu sendiri merupakan rangkaian acara dari peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2015 yang mengambil tema, “ Pers Sehat, Bangsa Hebat”, yang dipusatkan di Batam selama sepekan.
Mantan ketua Mahkamah Agung ini menyatakan jika bahasa yang digunakan awak pers itu tak jelas, akibatnya berujung pada ketidakjelasan informasi yang diterima publik dan hukum pun bakal ikut tak jelas.
Karena lewat pers, khalayak ramai bisa mendapatkan segala fakta yang terjadi di negeri ini. “Hendaknya insan pers membiasakan menggunakan bahasa baku, standar yang baik dan benar," kata Bagir.
Untuk itu, ia berharap pers nasional menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan standar.
Tujuan digelarnya konvensi bahasa dalam acara HPN 2015, untuk menyadarkan wartawan terhadap pentingnya penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Sehingga wartawan selalu terikat untuk terus menggunakan Bahasa Indonesia yang baku. Apalagi pers posisinya sangat strategis dalam lanskap pembangunan nasional.
Pers adalah salah satu pilar demokrasi. Pers, adalah penyuplai informasi bagi masyarakat. Maka, pers mesti bangga menggunakan bahasa Indonesia.
“Peranan pers sangat penting untuk keberlangsungan Bahasa Indonesia disamping juga ikut memperkaya Bahasa Indonesia itu,” katanya.
Fungsi bahasa jauh lebih besar sebagai instrumen untuk mempertinggi budaya dan peradaban. Bahasa juga adalah alat mendorong kemajuan di segala lini kehidupan.
Syamsul Bahrum, asisten II Pemerintah Provinsi Kepri mengatakan Pemerintah Kepri sangat bangga bisa dipilih menjadi tuan rumah pelaksanaan HPN 2015. Menurut dia, Kepri mempunyai keterikatan sejarah dengan bahasa nasional.
Tanah Melayu adalah tempat dari cikal bakal bahasa Indonesia. Karena bahasa Melayu bisa dikatakan adalah induk dari Bahasa Indonesia yang sekarang jadi bahasa nasional bangsa Indonesia.
“Tanah Melayu juga merupakan tempat peristirahatan terakhir dari Raja Ali Haji, raja penyair dan sastrawan pencipta Gurindam 12, yang juga kini sudah ditetapkan pemerintah sebagai pahlawan nasional dan Bapak Bahasa Indonesia,” katanya.