Jumat 06 Feb 2015 17:26 WIB

Kota Makassar Menjadi Persinggahan Favorit Imigran Gelap

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Indah Wulandari
Salah satu sudut Kota Makassar.
Foto: Antara
Salah satu sudut Kota Makassar.

REPUBLIKA.CO.ID,MAKASSAR--Sebanyak 2.006 orang yang teridentifikasi sebagai imigran gelap kini menetap di kota Makassar. Angka ini merupakan angka terbesar dari semua imigran gelap yang kini tersebar di seluruh wilayah di Indonesia.

"Saat ini mereka tersebar di 27 tempat penampungan yang ada di kota Makassar. Selama ini mereka di fasilitas oleh International Organitation for Migration ( IOM) Makassar," kata Kepala Divisi Imigrasi Kanwil Kemenkumham Makassar M. Yunus Djunaid, Jumat (6/2).

Jumlah tersebut setar dengan  20 persen dari total jumlah 20.000 imigran gelap yang masuk ke Indonesia. Rincian imigran gelap yang berada di Makassar terdiri dari  warga Afghanistan 1129 orang, Myanmar 243 orang,  Iran 192 orang, Somalia 213 orang, Sudan 83 orang, Irak 39 orang, Srilanka 34 orang, dan beberapa negara lain sejumlah  73 orang.

Wali Kota Makassar M Ramdhan Pomanto terlihat kaget mendengar laporan resmi tersebut. Dia menyebut bahwa angka ini dipastikan akan membuat dampak sosial yang juga tinggi. Sehingga mereka harus dibuatkan regulasi sebelum timbul gejolak yang lebih besar.

"Apapun alasannya, kota ini harus diproteksi dari warga asing ilegal yang masuk ke Makassar. Makanya harus segera ada regulasi, minimal tidak boleh lagi ada penambahan dan yang kedua proses keberangkatan ke negara tujuan harus di percepat, " ujar pria yang akrab disapa Danny ini.

Sementara itu, Ketua UNHCR kota Makassar Widyah menjelaskan, jumlah imigran gelap yang masuk ke Indonesia sebenarnya mengalami pengurangan dibanding tahun-tahun sebelumnya.

Hanya memang perpindahan antarkota mengalami peningkatan. Banyak yang masuk ke Makassar, menurutnya, karena warga kota menyambut baik serta mayoritas pemeluk agama Islam membuat penduduk ilegal ini mudah masuk.

"Saat ini mereka dalam proses untuk kita berangkatkan ke negara ketiga, yakni Australia, hanya saja memang prosesnya tidak mudah, " ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement