Jumat 06 Feb 2015 16:21 WIB

Setelah Diserang Buku LGBT, Remaja Diracuni Buku Ajarkan Zina

Rep: DR Meta Novia/ Red: Erik Purnama Putra
Pengusaha dan aktivis Fahira Idris (kiri).
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Pengusaha dan aktivis Fahira Idris (kiri).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Fahira Idris mengaku, prihatin dengan maraknya buku berbau seksual.

Setelah beredarnya buku berisi propaganda tentang lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT), kini  beredar lagi buku yang mengajarkan remaja berzina.  Buku berjudul ‘Saatnya Aku Belajar Pacaran' karya Toge Aprilianto itu melanggar nilai agama, etika, dan moral bangsa.

"Buku yang mengajarkan zina ini merusak pola pikir generasi muda. Pemerintah harus melarang beredarnya buku semacam ini," ujar Fahira di Jakarta Jumat, (6/2).

Lolosnya buku-buku yang kontennya  berbahaya seperti ini sudah sering terjadi. Pemerintah harus mengambil tindakan agar penulis dan penerbit jera.

"Pemerintah jangan hanya diam. Jangan berharap ada revolusi mental, kalau buku-buku seperti ini masih ada beredar bebas.”

Paradigma di Indonesia apalagi di kalangan anak dan remaja menilai buku yang sudah diterbitkan kontennya benar. Ini berbahaya sebab remaja masih sulit menyeleksi mana buku yang baik dan mana buku beracun.

“Gaya bahasa buku karangan Toge ini ditujukan untuk remaja. Saya menyebutnya buku racun karena menganggap berzina adalah hal yang biasa, di mana tanggung jawab moral penulis dan penerbit," ujar Fahira.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement