Rabu 04 Feb 2015 17:03 WIB

Larangan Masuk Baju Impor Bekas, Pedangan Pasar Cimol Cemas

Rep: mj03/ Red: Agus Yulianto
Pakaian bekas impor.   (ilustrasi)
Foto: Antara/Rosa Panggabean
Pakaian bekas impor. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pedagang pakaian impor bekas di Pasar Cimol Gedebage, Kota Bandung, terancam kehilangan mata pencarian. Ini baru terjadi, bila Kementerian Perdagangan merealisasikan larangan penjualan pakaian impor bekas.

“Kalau jadi dihilangkan, pasti banyak yang menganggur. Kami pedagang kecil, modal kecil. Makannya dari sini doang. Mau cari ke mana lagi,” kata Ais (24 tahun), pedagang di  Pasar Cimol Gedebage Rabu (4/2).

Di Pasar Cimol Gedebage, Ais menyewa kios. Di Pasar Cimol Gedebage dia menjual jaket dan celana panjang dewasa. Harga per bal pakaian bekas impor yang dia beli itu seharga Rp 2 juta hingga Rp 5 juta.

Pakaian impor bekas itu, kata dia, diperoleh dari seorang bandar yang biasa mendistribusikan pakaian bekas di Pasar Gedebage. Pakaian bekas itu, diperoleh dari Korea, dan Jepang.

“Jaket yang masih bagus itu, bisa kita jual dengan Rp 75 ribuan. Namun, kalau yang sudah bolong hanya seharga Rp 15 ribu,” kata Ais. Omset jualan pun tegolong lumayan. Sehari dia bisa mendapatkan sekitar Rp1 juta kotor. Namun, pada saat ramai, penjualannya bisa mencapai Rp 3 juta.

Pedagang lainnya, Asep (40) juga mengeluhkan hal serupa. “Saya hidup dari sini. Kalau dilarang, saya bisa jualan apa,” katanya.

Asep mengaku, berdagang pakaian bekas impor sejak tiga tahun lalu. Dulu, dia berjualan di tepi jalan dekat rumah. Dia baru pindah ke Pasar Cimol Gedebage pada 2011.

Dia mengaku,  membeli pakaian bekas impor itu dalam satua bal dari seorang pengepul. Pakaian bekas dari Korea bisa dibeli seharga Rp 3 Juta per bal

“Saya jual celana dan baju anak Rp 20 ribu. Ada juga yang diobral Rp 10 ribuan. Biasanya ramai pada Ahad,” ujar Asep

Saat ditanya soal pelarangan pakaian bekas impor masuk ke Indonesia, Asep mengaku, tidak peduli.  “Kalau baju impor bekas dilarang pemerintah, saya tidak ambil pusing selama stok baju bekas masih ada untuk dijual,” kata Asep.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement