REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Firman Noor mengatakan keputusan mengenai pembatalan pencalonan Budi Gunawan sebagai kepala Kepolisian RI bisa menjadi momentum bagi Presiden Joko Widodo untuk lepas dari kekangan partai.
"Bila pencalonan Budi Gunawan dibatalkan, itu mengindikasikan hubungan Jokowi dengan partai pengusungnya merenggang. Namun, di sisi lain, itu menunjukkan kepercayaan diri Jokowi meningkat," kata Firman Noor, Rabu (4/2).
Firman mengatakan Jokowi tampaknya lebih nyaman untuk membangun citra yang baik di mata publik daripada di mata partai politik pengusungnya. Hal itu merupakan hal yang wajar karena di dunia politik relawan dan massa lebih memiliki kekuatan daripada partai politik.
Apalagi, sejak menjadi wali kota Surakarta, gubernur DKI Jakarta dan kini menjadi presiden, Firman mengatakan kekuatan Jokowi ada pada massa dan relawan-relawannya yang bekerja cukup serius untuk memenangkannya.
"Itu sangat berbeda dengan PDI Perjuangan yang perolehan suaranya pada Pemilu 2014 hanya 18,95 persen, sehingga masih memerlukan dukungan dari partai lain. Di parlemen juga partai ini gagal membangun pengaruhnya," tuturnya.
Menurut Firman, pembatalan pencalonan Budi Gunawan akan membawa konsekuensi Jokowi semakin ditinggalkan, atau dia yang akan meninggalkan, partai-partai pengusungnya.
"Apalagi belakangan ini semakin banyak pernyataan dari internal partai pengusung Jokowi yang kurang simpatik terhadap pemerintahan," ujarnya.