REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Roy Sparringa mengatakan banyak es batu di pasaran tidak layak konsumsi karena mengandung mikrobiologi yang berbahaya bagi manusia.
"Yang saya heran kenapa banyak dari kita yang kekebalannya kuat, meski mengonsumsi minuman menggunakan es batu tak sehat," kata Roy di Jakarta, Rabu (4/1).
Dia mengatakan es batu di Indonesia memiliki standar yang berbeda dibandingkan di luar negeri, apalagi di negara-negara barat.
"Kalau di luar negeri, sebagian besar es batu di negara kita itu sudah di-recall (ditarik dari peredaran)," katanya.
Untuk itu, dia menyarankan pemerintah dan para pemangku kepentingan untuk membuat pusat jajanan terpadu yang terawasi.
"Terdapat beberapa pusat jajanan yang baik untuk dicontoh, misalkan di kawasan Bumi Serpong Damai (BSD). Di sana penggunaan lapak hanya disewakan atau tidak untuk dimiliki permanen. Dengan begitu, jika penjual menjajakan produk tak layak konsumsi dan bandel tidak taat maka sewa lapaknya tidak diperpanjang dan bisa diganti oleh penjual lain," kata dia.
Selain itu, Roy meminta masyarakat untuk berhati-hati dalam mengonsumsi es batu sebagai campuran minuman. Es batu dikatakannya banyak dibuat dari air sungai yang dijernihkan sehingga besar kemungkinannya tercemar mikroorganisme berbahaya.
Dengan begitu, akan ada kemungkinan dari es batu yang dikonsumsi tersebut menyebabkan gangguan kesehatan, seperti diare dan tipus.
"Seperti lotere, kita bisa terhindar dari es batu berbahaya atau jika beruntung tidak kena. Tentu kita harus waspada," katanya.