Selasa 03 Feb 2015 16:25 WIB

Warga Mengeluh Sungai Cikunir Terus Keruh

Rep: C71/ Red: Yudha Manggala P Putra
Salah satu tempat penambangan pasir (ilustrasi).
Foto: Antara/Yusran Uccang
Salah satu tempat penambangan pasir (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPARNA — Warga Desa Rancapaku, Kecamatan Padakembang, Kabupaten Tasikmalaya mengeluhkan buruknya kualitas air sungai Cikunir. Sungai yang berhulu dari Gunung Galunggung itu kini tampak berwarna abu-abu keruh. Praktik pertambangan pasir di hulu sungai ditengarai menjadi penyebab kejadian tersebut.

Masyarakat pun merugi karena air sungai Cikunir sejatinya diperlukan warga untuk kebutuhan sehari-hari seperti mandi dan mencuci, pengairan persawahan dan kolam ikan.

Imas (48 tahun), adalah warga RT 03 RW 07 Desa Rancapaku. Rumahnya hanya berjarak sekitar 500 meter dari aliran sungai Cikunir. Ia mengaku, air sungai Cikunir sudah berbulan-bulan keruh.

“Kira-kira waktu pemilu presiden kemarin (Juli 2014), air sungai sempat jernih. Tapi setelah itu keruh lagi,” ujarnya kepada wartawan, Selasa (3/2). Meski begitu, kata Imas, air sungai tersebut memang sudah bertahun-tahun dalam kondisi keruh.

Imas lantas mengeluh lantaran air sungai Cikunir kerap ia gunakan untuk kebutuhan sehari-hari. “Saya dulu pakai air sungai untuk mandi dan mencuci. Karena keruh, warga tidak mau pakai air sungai lagi,” ujar Imas. Warga kini memilih untuk membeli air yang biasa dijual dengan kemasan jeriken. Sejumlah fasilitas publik seperti masjid, kata Imas, pun ikut menggunakan cara tersebut.

Ketua RT setempat, Iyan (43) mengonfirmasi hal tersebut. Iyan menyatakan, areal persawahan dan kolam-kolam milik warga ikut keruh karena menggunakan air sungai Cikunir. “Kejadian ini sudah lebih dari sepuluh tahun. Sesekali jernih kemudian keruh lagi,” ujarnya.

Iyan mengaku warga sudah kesal dengan pihak penambang pasir yang diduga menjadi biang keruhnya sungai Cikunir. Iyan pun telah menyampaikan hal ini ke berbagai pihak akan tetapi belum ada perubahan signifikan. “Ya, kalau bisa setop total penambangan pasir,” kata Iyan.

Anggota Komisi 3 DPRD Kabupaten Tasikmalaya, Erry Purwanto menilai penyebab hal itu akibat aktivitas pertambangan pasir di sepanjang aliran sungai hingga ke hulu di kaki Gunung Galunggung.

“Kantor Lingkungan Hidup dan Dinas Pertambangan Kabupaten Tasikmalaya harus ambil tindakan tegas. Jangan sampai kegiatan pertambangan terus menggannggu masyarakat terutama yang hidup di sepanjang aliran sungai Cikunir,” ujar Erry.

Erry menambahkan, limbah pencucian pasir bisa menyebabkan pendangkalan. Ini karena pasir yang tersisa akan terbawa arus hingga ke hilir.

Erry menekankan, peran kedua instansi pemerintah tersebut sangat vital terutama dalam pengawasan aktivitas tambang. Erry berencana untuk segera melayangkan teguran terhadap dua instansi tersebut untuk segera menyelesaikan masalah tersebut terlebih masalah ini sudah cukup lama terjadi. “Jangan sampai terkesan terus menerus dibiarkan,” ujar Erry.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement